Telset.id, Jakarta – Microsoft “menanam” pusat data di tengah laut Skotlandia untuk melihat apakah dengan mendinginkannya di air alat tersebut bisa menghemat energi. Keputusan raksasa teknologi asal AS ini patut dimaklumi mengingat pusat data biasanya menghasilkan banyak panas.
Perusahaan besar penyedia data memang cenderung memindahkan pusat data ke negara-negara yang lebih dingin untuk menghemat tagihan energi. Menurut laporan The Verge, Microsoft telah bereksperimen dengan pusat data bawah laut selama sekitar lima tahun.
Sebelumnya, Microsoft juga menenggelamkan pusat data di lepas pantai California, Amerika Serikat, selama lima bulan pada 2015. Dan kini, pusat data bawah laut Skotlandia akan digunakan oleh Microsoft selama lima tahun. Di dalamnya ada 12 rak dengan 864 server.
Dengan kelengkapan 12 rak dengan 864 server, pusat data Microsoft memiliki ruang penyimpanan hingga 27,6 petabyte. Kuota tersebut cukup untuk menyimpan sekitar lima juta film dan diklaim punya kekuatan setara ribuan komputer berspesifikasi paling tinggi di dunia.
Pusat data Microsoft yang dibenamkan di lepas pantai Skotlandia akan didukung oleh kabel bawah laut dan energi terbarukan dari Kepulauan Orkney. Kabel itu akan menghubungkan server ke internet. Microsoft berharap, proyek penelitian yang dijuluki Natick tersebut akan memberi solusi mengenai permasalahan desain dan operasional bagi lebih banyak pusat data di seluruh dunia.
Maret 2018 lalu, Microsoft harus merogoh kocek hingga lebih dari 100 juta euro atau sekitar Rp 1,6 triliun untuk membuka dua pusat data komputasi di Jerman. Pusat data tersebut akan memungkinkan pelanggan Microsoft untuk menyimpan data di Jerman.
Microsoft telah menawarkan layanan komputasi di Jerman itu dengan menggandeng Deutsche Telekom dan menjadi tuan rumah pusat data Eropa lainnya di Dublin dan Amsterdam, Belanda. Namun, permintaan untuk layanan komputasi di Jerman lemah karena harganya lumayan tinggi. [SN/IF]