Menperin dan Menkominfo Bahas Lokasi Kawasan Industri 5G

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Menkominfo Rudiantara mengatakan bahwa pihaknya sedang membicarakan terkait implementasi jaringan 5G dengan Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartanto. Kabarnya mereka sedang membahas terkait pembangunan kawasan industri yang didukung dengan jaringan 5G.

Rudiantara mengatakan bahwa pembangunan kawasan industri 5G idealnya dilakukan di luar pulau Jawa. “Saya sudah bicara dengan menteri perindustrian, itu terkait kawasan industri khusus (Jaringan 5G) dan nanti kita bisa deploy (menyebarkan) disitu,” kata Rudiantara di Jakarta, Rabu (08/05/2019)

“Tetapi jangan di Jawa ataupu di Cikampek. Tapi diluar Jawa seperti Sulawesi Tenggara karena ada potensi untuk mengembangkan industri baru disitu,” tambah Rudiantara.

{Baca juga: Menkominfo: Jaringan 5G Lebih Cocok untuk Industri}

Menurut Rudiantara jaringan 5G memerlukan frekuensi 3,5 GHz. Namun selama ini Indonesia mengalokasikan spektrum 3,5 GHz sebagai wadah lalu lintas data satelit. Walaupun begitu, peluang membangun kawasan industri khusus dengan jaringan 5G masih masih terbuka.

Caranya, perlu dicari sebuah wilayah yang belum pernah dijangkau oleh satelit sehingga jangkauan satelit bisa diarahkan ke wilayah tersebut dan jaringan 5G bisa berfungsi disana.

“Ada 1 daerah katakanlah kawasan yang tidak ada coverage satelit, tidak ada satelit nah disitu bisa digunakan,” tutur Rudiantara.

Sayangnya Rudiantara enggan menjanjikan kapan kawasan ini akan terealisasikan. Selain itu saat ini belum ada model bisnis terkait jaringan 5G, tetapi di negara lain seperti Korea Selatan jaringan generasi kelima tersebut biasanya ditujukan untuk industri.

“Korea Selatan itu jaringan 5G mereka untuk pasar bisnis,” ujar Rudiantara.

Hal serupa tampaknya juga akan terjadi di Indonesia. Pasalnya jaringan 5G memiliki kecepatan 10 kali lipat dari jaringan 4G. Tetapi jika jaringan 5G diperuntukan untuk pengguna smartphone atau pasar retail maka, biaya paket internet 5G jauh lebih mahal dari jaringan 4G.

{Baca juga: Kominfo Ajak Operator dan Akademisi Bikin Kelompok Kerja 5G}

“Kecepatan 10 kali tapi masyarakat retail. consumer itu mau gak bayar 3 kali atau 4 kali lipat dari 4G. Mau gak? Kan berat juga kan,” kata Rudiantara.

Sedangkan pasar bisnis dan korporasi itu tidak menghitung harga. Mereka selama bisa menambah pendapatan, biayanya nambah ya gak masalah,” tambah Rudiantara. [NM/HBS]

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI