Menghujamkan Penjahat ke Matahari Ternyata Lebih Sulit dari Dugaan

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Sebuah gagasan tak biasa mengemuka dari kalangan astronom: meluncurkan penjahat ke Matahari sebagai bentuk eksekusi. Meski terdengar seperti plot fiksi ilmiah, proposal ini justru mengungkap tantangan fisika yang luar biasa kompleks di balik misi antariksa semacam itu. Michael JI Brown, profesor astronomi di Monash University, menjelaskan bahwa meski konsepnya terdengar sederhana, eksekusinya jauh lebih rumit dari perkiraan.

Dalam esainya untuk The Conversation, Brown menguraikan bahwa roket pembawa penjahat hipotetis harus mencapai kecepatan luar biasa untuk melepaskan diri dari gravitasi Bumi – minimal 11 kilometer per detik atau lebih dari 25.000 mil per jam. Namun, bahkan dengan roket yang mampu mencapai kecepatan tersebut dan diarahkan lurus ke Matahari, hasilnya justru mengecewakan. “Kita akan meleset dari Matahari hampir 100 juta kilometer,” tulis Brown.

Fenomena ini terjadi karena Bumi bergerak mengelilingi Matahari dengan kecepatan sekitar 30 kilometer per detik, yang mendorong pesawat ruang angkasa keluar jalur. Brown menjelaskan, “Ketika roket kita meninggalkan kedekatan Bumi, ia bergerak lebih cepat mengelilingi Matahari daripada menuju Matahari. Awalnya roket memang mendekati Matahari, tetapi gerakan roket mengelilingi Matahari dan gravitasi menghasilkan orbit elips yang sepenuhnya meleset dari Matahari.”

Tantangan Teknis yang Harus Diatasi

Untuk benar-benar mencapai Matahari, lintasan peluncuran harus melawan orbit Bumi – tantangan yang tidak kecil. Roket perlu menerobos orbit Bumi rendah pada 32 kilometer per detik sambil bergerak dalam arah berlawanan dengan orbit planet kita. Begitu rokop terbebas dari cengkeraman Bumi, ia memasuki domain Matahari dimana secara efektif tidak bergerak relatif terhadap bintang tersebut.

“Pada titik ini, gravitasi Matahari akan menarik roket (dan penjahat di dalamnya) secara tak terelakkan ke dalam,” tulis Brown. “Mengingat ini adalah perjalanan sejauh 150 juta km, perjalanan akan memakan waktu sekitar 10 minggu – cukup waktu bagi penjahat kita untuk merenungkan dosa-dosa mereka sebelum kehancuran berapi.”

Namun solusi ini masih menghadapi kendala teknologi signifikan. Brown mencatat bahwa wahana antariksa tercepat yang pernah meninggalkan Bumi adalah probe New Horizons NASA yang diluncurkan pada 2006 dan mencapai tujuan pertamanya Pluto pada 2015. Wahana ini mencapai kecepatan peluncuran puncak 16,26 kilometer per detik – hanya setengah dari yang dibutuhkan untuk misi eksekusi kita.

Solusi dengan Bantuan Gravitasi Planet

Brown mengusulkan solusi potensial dengan memanfaatkan planet seperti Jupiter untuk bantuan gravitasi. Dengan meluncur mengelilingi orbit planet, roket kita bisa mendapatkan kecepatan signifikan. New Horizons sendiri melakukan ini dengan terbang mengelilingi raksasa gas tersebut pada 2007, mempercepat 14.000 kilometer per jam, dan mempersingkat perjalanan ke Pluto hingga tiga tahun.

“Kita dapat menggunakan proses yang sama untuk membawa penjahat kita ke Matahari. Kita dapat meluncurkan mereka ke orbit yang membawa mereka melewati planet-planet,” simpul Brown. “Dengan setiap penerbangan melintas planet, orbit mereka dibentuk ulang oleh gravitasi, membawa penjahat kita ke penerbangan melintas berikutnya dan mendekatkan mereka semakin dekat ke Matahari.”

Teknologi semacam ini sejalan dengan perkembangan misi antariksa terkini yang semakin mengandalkan teknologi nuklir sebagai kunci sukses misi luar angkasa terjauh. Sementara konsep eksekusi ke Matahari masih bersifat hipotetis, pemahaman tentang dinamika orbital dan bantuan gravitasi terus berkembang melalui misi-misi seperti misi ke Bulan Korea Selatan yang baru saja dimulai.

Perkembangan teknologi antariksa juga membawa tantangan baru, termasuk masalah sampah luar angkasa yang kini mulai diatasi dengan inovasi seperti pesawat SpaceX yang mampu membersihkan sampah luar angkasa. Sementara itu, diskusi tentang pemanfaatan energi Matahari di luar angkasa untuk memancarkan listrik ke Bumi terus berlanjut, menunjukkan betapa kompleksnya interaksi kita dengan bintang terdekat kita.

Meski gagasan eksekusi ke Matahari mungkin tetap berada di ranah teori untuk saat ini, eksplorasi antariksa terus menghadirkan kemungkinan-kemungkinan baru yang sebelumnya tak terbayangkan. Seperti yang ditunjukkan oleh berbagai rencana ambisius negara-negara adidaya dalam eksplorasi antariksa, batas-batas kemampuan manusia dalam menjelajahi angkasa terus diperluas.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI