Telset.id – Jika Anda mengira Mazda hanya fokus pada mesin konvensional, siap-siap terkejut. Lewat joint venture dengan Changan, Mazda baru saja meluncurkan EZ-6 Sports Edition di China—sebuah sedan elektrifikasi yang menggabungkan DNA desain KODO dengan teknologi mutakhir. Model ini dikembangkan kolaboratif oleh tim Jepang, China, dan Eropa, menandai babak baru strategi elektrikasi Mazda di pasar otomotif terbesar dunia.
Dengan panjang 4.921 mm dan wheelbase 2.895 mm, EZ-6 Sports Edition menawarkan proporsi yang lebih agresif dibanding sedan Mazda konvensional. Desain depannya mempertahankan grille signature brand asal Hiroshima, tetapi dengan sentuhan modern seperti lampu utama split-structure yang ditempatkan di bawah daytime running lights. Fitur pencahayaan “Wings of Light” dan emblem Mazda yang bisa menyala (opsional) menambah kesan futuristik.
Diferensiasi Visual yang Subtle tapi Berkelas
Sebagai varian Sports, model ini dibedakan dengan trim eksterior hitam, penutup kaliper rem merah, serta interior berbahan Alcantara hitam dengan jahitan merah-hitam. Elemen gelap juga hadir di konsol tengah dan ventilasi udara—sebuah pendekatan yang lebih mengedepankan penyempurnaan estetika ketimbang perubahan struktural besar.
Meski spesifikasi resmi belum dirilis, Mazda kemungkinan mempertahankan dua opsi powertrain dari varian standar: versi extended-range (EREV) dengan mesin 1.5L dan motor listrik 160 kW, serta versi battery-electric (BEV) bertenaga 190 kW. Yang menarik, EREV diklaim mampu menempuh 1.301 km (standar CLTC) dengan konsumsi bahan bakar hanya 3.6L/100 km—angka yang cukup kompetitif di kelasnya.
Baca Juga:
Teknologi Kabin yang Impresif
Di dalam kabin, EZ-6 Sports Edition menyuguhkan layar infotainment 14.6 inci yang dipadukan dengan head-up display augmented reality selebar 50 inci—ditenagai chip Qualcomm Snapdragon 8155. Sistem audio 14-speaker dari Sony dan lampu ambient 64 warna melengkapi pengalaman berkendara premium. Tak ketinggalan, fitur keselamatan seperti sembilan airbag (termasuk far-side airbag) dan sertifikasi standar crash test Eropa.
Basis platform EPA milik Changan memungkinkan fleksibilitas pengembangan untuk berbagai konfigurasi elektrifikasi. Kerjasama strategis dengan CATL melalui teknologi CIIC (Cell to Chassis) juga menjanjikan efisiensi produksi lebih baik untuk model listrik Mazda di masa depan.
Di luar China, EZ-6 akan dipasarkan sebagai Mazda 6e—sebuah langkah rebranding yang menarik mengingat warisan nama “6” pada lini sedan Mazda. Sayangnya, harga dan tanggal peluncuran global belum diumumkan. Namun dengan persaingan ketat di segmen sedan listrik China—termasuk dari Xiaomi SU7 yang baru saja masuk pasar—strategi penetapan harga akan menjadi kunci kesuksesan EZ-6.
Lantas, apakah Sports Edition ini sekadar gimmick atau benar-benar menawarkan peningkatan performa? Jawabannya mungkin terletak pada penyempurnaan suspensi dan tuning berkendara yang diharapkan bisa mempertahankan “Jinba Ittai”—filosofi menyatu antara pengemudi dan mobil yang menjadi DNA Mazda. Dengan kolaborasi lintas negara dan komitmen pada elektrifikasi, EZ-6 bisa menjadi penanda dimulainya era baru untuk Mazda di pasar global.