Telset.id, Jakarta – Hanya butuh 6 tahun, Xiaomi telah memiliki 150 juta pelanggan. Waktu yang tergolong singkat bagi sebuah startup untuk dapat meraih kesuksesan di tengah persaingan yang sangat ketat. Belum lama ini, CEO Xiaomi Lei Jun mengungkap resep suksesnya.
Menembus pasar China bukanlah hal yang gampang. Negeri Tirai Bambu itu memang seperti “gula” bagi para pabrikan smartphone yang berlomba memasarkan produknya di sana. Tak hanya dari luar China, persaingan sengit juga terjadi diantara para vendor-vendor lokal China.
Xiaomi menjadi salah satu pemain lokal China yang berhasil mendobrak persaingan ketat itu. Selama hampir 6 tahun masuk ke pasar smartphone, Xiaomi telah berhasil merebut hati pelanggan. Buktinya, mereka kini telah memiliki lebih dari 150 juta pelanggan di seluruh dunia.
Mencapai hasil tersebut tentu saja tidak mudah. Banyak yang bertanya-tanya bagaimana “si kutu beras” ini bisa berhasil dalam waktu singkat. Meski mengaku tidak ada resep khusus, tapi ada dua kunci sukses yang selama ini dijalankan Xiaomi, yakni berusaha memberikan yang terbaik untuk pelanggan, dan memanfaatkan Internet.
Hal itu diungkapkan oleh CEO Xiaomi, Lei Jun dalam sebuah wawancara terbarunya, dimana dia mengatakan bahwa Internet sangat murah digunakan untuk meningkatkan efisiensi operasional di semua aspek.
Intinya, Lei Jun ingin mengatakan bahwa saat ini produsen smartphone telah mengubah model bisnis mereka untuk menghemat biaya operasional dan sales. Ia mencontohkan, sebuah produk ongkos produksinya 100 yuan (setara Rp 200 ribuan), maka produk tersebut dijual di toko online hanya seharga 105 yuan (sekitar Rp 210 ribu). Sedangkan penjualan lewat pihak ketiga bisa melonjak hingga 200 hingga 300 yuan untuk produk yang sama.
Lei Jun percaya jika tingginya harga jual akan mempengaruhi kualitas produk. Tapi masalahnya, tidak semua pelanggan mampu membeli produk tersebut karena harga yang sangat mahal. Akibatnya, produk-produk berkualitas akhirnya susah terjual dan membuat banyak produsen yang mengambil jalan pintas agar tidak menderita kerugian.
Lei Jun mengatakan tidak mau menempuh cara yang sama. Xiaomi lebih memposisikan pelanggan sebagai “teman”, bukan sebagai “raja”, seperti yang selama ini kita sering dengar dalam jargon-jargon marketing. Dengan menempatkan pelanggan sebagai teman, maka mereka (pelanggan) juga harus terlibat dalam proses pembuatan dan meningkatka kualitas produk baru.
“Ada lebih dari 150 juta fans Mi, dan sebagian besar dari mereka telah berpartisipasi dalam pengembangan dan desain produk baru,” ujar Lei Jun, seperti dikutip Telset.id dari Xiaomi Today.
Saat ini, Xiaomi telah memutuskan untuk fokus pada peningkatan kualitas produk dan bukan angka penjualan. Jadi peningkatan dukungan pengguna adalah tujuan utama. Misalnya, Xiaomi telah fokus pada peningkatan investasi di teknologi inti, penelitian dan pengembangan.
Hasilnya, perusahaan asal China ini telah mengajukan lebih dari 3.700 paten penemuan termasuk lebih dari 2.000 paten internasional. Dan sekali lagi, Internet membantu dalam semua kesepakatan ini. Jadi kita dapat menyimpulkan, kunci sukses Xiaomi adalah kombinasi cerdas dari internet dan investasi dalam inovasi teknis.[HBS]