JAKARTA – Di masa depan layar smartphone yang retak akan bisa pulih kembali dengan sendirinya. Hal ini dimungkinkan karena para ilmuwan di Inggris telah menemukan material baru yang bisa “memulihkan” keretakan pada layar smartphone. Bagaimana proses kerjanya?
Anda tentunya akan merasa jengkel jika smartphone kesayangan Anda jatuh atau terbentur benda keras sehingga menyebabkan layarnya retak. Saat ini belum ada solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Tapi di masa depan, layar yang retak akan bisa pulih kembali dengan sendirinya.
Teknologi ini dikembangkan oleh tim dari University of Bristol Inggris, yang dipimpin oleh ahli kimia Duncan Wass, dan sudah dipresentasikan pada pertemuan Royal Society di London bulan lalu.
Awalnya proyek ini ditujukan untuk mengembangkan sebuah material baru untuk sayap pesawat terbang. Namun para ilmuwan berpendapat teknologi yang mereka kembangkan berpotensi untuk bisa digunakan pada berbagai macam industri, salah satunya smartphone.
Cara kerja teknologi ini mirip seperti tubuh manusia saat mengalami luka gores, dimana darah akan membentuk sebuah jaringan kering yang melindungi proses pembentukan jaringan baru dari luka yang diderita.
Nah, teori itulah yang menjadi inspirasi pengembangan teknologi ini. Nantinya retakan-retakan kecil pada layar smartphone bisa disambung kembali seperti ketika Anda menderita luka gores.
Dengan memanfaatkan campuran dari sejumlah bahan kimia berbahan dasar karbon, proses pemulihan ini akan memproduksi sebuah lapisan yang terdiri atas jutaan rongga microskopis. Ketika sebuah retakan kecil muncul, maka cairan akan dilepas untuk segera mengisi celah yang menganga dari retakan pada layar.
Proses kimia dari pertemuan dua material tadi kemudian akan mengakibatkan polimerisasi atau pengerasan cairan yang dilepaskan, yang kemudian akan merekatkan retakan dan membentuk sebuah pengisi baru yang keras dan tak terlihat oleh mata secara langsung.
“Kami mengambil inspirasi dari tubuh manusia. Kulit kita (manusia) memang tidak berevolusi untuk bisa tahan terhadap segala macam kerusakan, jika evolusi kulit manusia memang sampai di tahap seperti itu, maka wujudnya akan setebal kulit badak,” kata Profesor Wass Chris Green kepada The Independent.
“Sisi baiknya, ketika kulit manusia terluka, kulit akan berdarah dan mengering untuk kemudian membentuk jaringan baru dan pulih seperti sedia kala. Kami hanya mengaplikasikan fungsi serupa di bahan sintetis, jadi kita bisa sebut saja teknologi ini sebagai teknologi yang mampu menyembuhkan diri sendiri,” sambungnya.
Dilaporkan saat ini tim ilmuwan asal Inggris ini telah bernegosiasi dengan L’Oreal untuk memanfaatkan teknologi mereka di produk cat kuku. Teknologi ini nantinya juga akan bisa dimanfaatkan untuk cat mobil, kerangka sepeda, dan masih banyak lagi.
Sambutan yang tak kalah antusias muncul dari kalangan pelaku industri teknologi, termasuk para produsen smartphone. Industri ponsel akan memasuki babak baru dengan menerapkan teknologi ini, dimana nantinya keretakan pada layar smartphone bisa pulih kembali dengan sendirinya.
Namun untuk bisa merealisasikannya, para produsen ponsel masih harus menambahkan formula baru ini ke dalam bahan yang mereka pakai. Hal itu tentu saja akan membutuhkan perubahan pada proses produksi sebuah smartphone. Kita tunggu saja kapan teknologi ini akan bisa diterapkan pada perangkat smartphone di masa depan.[HBS]