Lagi, Data Pribadi 120 Juta Pengguna Facebook Bocor?

Telset.id, Jakarta – Facebook lagi-lagi bermasalah bocornya data pengguna. Kali ini sebuah pengembang kuis bernama NameTest, dilaporkan telah mencuri data 120 juta pengguna Facebook. NameTest merupakan perusahaan pembuat aplikasi Social Sweethearts asal Jerman.

Menurut The Verge, kuis itu disebarkan oleh Facebook dan memiliki sekitar 120 juta pengguna bulanan. NameTest menarik perhatian karena menyuguhkan karakter animasi atau publik figur ke hadapan pengguna Facebook.

Inti De Ceukelaire, peneliti keamanan menjelaskan bagaimana NameTest mengumpulkan informasi pengguna Facebook. Ia menyebut, kuis itu mengumpulkan nama, hari ulang tahun, foto, serta daftar teman dan menampilkannya di JavaScript.

Dari situ, pihak ketiga mudah untuk mengeruk data pengguna Facebook. Ceukelaire mengaku sudah berupaya menghubungi Facebook. Jawaban yang ia dapat, Facebook bersedia melakukan penyeledikan terkait laporan Ceukelaire.

Baca juga: Facebook Belum Hapus Data Pengguna yang Dikloning

Ceukelaire menambahkan, Juni 2018 NameTest mengubah cara dalam memproses data pengguna supaya tak ketahuan sedang memanen data pribadi pengguna Facebook. Lalu, bagaimana respons pihak NameTest?

“Tidak ada bukti data pribadi pengguna diakses oleh pihak ketiga secara ilegal. Tidak ada upaya penyalahgunaan data. Keamanan data di Social Sweethearts dijaga secara hati-hati,” kata Facebook.

Khusus kasus ini, NameTest tampaknya tidak terbukti bersalah atas kasus penyalahgunaan data pengguna Facebook. Pasalnya, kebocoran yang terjadi merupakan ketidaksengajaan. Meski demikian, keamanan privasi pengguna di Facebook tetap disorot.

Baca juga: Mengenal Cambridge Analytica dan Sepak Terjangnya

Ini bukan kali pertama Facebook tersandung masalah bocornya data pengguna. Sebelumnya kasus skandal Facebook dan Cambridge Analytica sudah menghebohkan jagat dunia maya.

Saat itu, Lembaga analisis data Cambridge Analytica di London, Inggris, dikabarkan telah mengumpulkan informasi privat 50 juta lebih pengguna Facebook guna mendukung kampanye Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Pemilihan Presiden AS pada 2016 lalu.

Dilansir Reuters, berdasarkan pernyataan mantan staf, kolega, serta dari hasil telaah dokumen-dokumen Cambridge Analytica, ada indikasi kuat bahwa aksi peretasan masif dan ilegal terhadap data puluhan juta pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica terjadi pada 2014 lalu.

Baca juga: Data 50 Juta Pengguna Facebook untuk Menangkan Trump

Menurut Christopher Wylie, yang membantu membangun Cambridge Analytica dan bekerja sama dengan akademisi di Cambridge University untuk mengambil data di Facebook secara ilegal. [BA/HBS]

Sumber: The Verge

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI