Kominfo dan Kepolisian Selidiki Hoaks “7 Kontainer Surat Suara”

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) turut mengidentifikasi terkait hoaks 7 kontainer surat suara yang berisi surat suara Pemilihan Umum (Pemilu) yang sudah dicoblos, dan menyerahkan hasilnya kepada pihak Bareskrim Polri.

Dalam situs resminya, Kominfo menyatakan bahwa mereka telah menyerahkan hasil identifikasi dan temuan analisis dari mesin AIS milik Sub Direktorat Pengendalian Konten Internet Direktorat Pengendalian Ditjen Aptika kepada Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, pada hari Kamis (03/01/2019) pukul 15.00 WIB.

“Hasil identifikasi menunjukan kemunculan informasi dalam media sosial pertama kali terjadi tanggal 1 Januari 2019 pukul 23:35 WIB,” ucap Plt. Kabiro Humas Kominfo, Ferdinandus Setu.

“Selanjutnya kabar tersebut akhirnya tersebar ke sejumlah akun dan menjadi bahan pemberitaan oleh media nasional,” tambahnya.

{Baca juga: Kominfo: 62 Konten Hoaks Beredar Jelang Pemilu 2019}

Informasi hoaks tersebut pertama kali dipastikan setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan pengecekan di pelabuhan Tanjung Priok pada Rabu (02/01/2019). Atas kejadian itu, pihak polisi melakukan penyelidikan terkait penyebaran konten dan Kominfo membantu memberikan hasil identifikasinya.

“Hal itu merupakan wujud implementasi kerja sama yang sudah terjalin antara Kementerian Kominfo dengan Bareskrim Polri seperti memberikan bahan untuk proses penyelidikan yang akan dilakukan oleh Bareskrim,” ujar Ferdinandus.

Ferdinandus mengimbau kepada masyarakat untuk tidak ikut menyebarluaskan informasi hoaks dalam bentuk apapun. Apabila ditemukan adanya indikasi informasi yang mengandung hoaks, mereka dapat melaporkannya melalui situs Aduan Konten.

{Baca juga: 5 Konten Hoaks Paling Berdampak di Tahun 2018}

Sebelumnya Kominfo menyebut telah cukup banyak konten hoaks yang muncul menjelang pemilihan umum (pemilu) 2019. Kominfo mengidentifikasi 62 konten hoaks yang tersebar di internet dan media sosial berkaitan dengan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden.

Menurut Ferdinandus Setu, konten hoaks semakin banyak bermunculan dan jumlah terbanyak muncul di bulan Desember 2018 lalu. Setidaknya 11 konten hoaks ditemukan pada bulan Agustus 2018, 8 pada bulan September 2018, 12 konten pada bulan Oktober 2018 dan 13 konten pada bulan November 2018. (NM/FHP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI