Kerja Sama Keamanan Siber Kunci Stabilitas Kawasan Asia Tenggara

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menekankan pentingnya penguatan kerja sama regional di bidang keamanan siber untuk menjaga stabilitas kawasan Asia Tenggara. Pernyataan ini disampaikan dalam acara ERIA SOG Executive Roundtable on the regional cooperation on technology and security di Jakarta Pusat, Rabu (15/10).

Nezar menjelaskan bahwa kemajuan teknologi digital membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi dan kolaborasi di kawasan. Namun, tantangan keamanan siber menuntut setiap negara untuk memperkuat ketahanan dan kerja sama regional. “Transformasi digital dan keamanan siber harus dijalankan secara bersamaan. Keduanya saling bergantung satu sama lain,” tegas Nezar.

Menurut Wamenkominfo, isu keamanan siber harus menjadi perhatian utama negara-negara Asia Tenggara untuk menjaga stabilitas dan keamanan regional. Dia menegaskan bahwa keamanan siber merupakan syarat mutlak bagi keberhasilan transformasi digital di kawasan.

Tiga Pilar Kerja Sama Regional

Nezar memaparkan tiga bidang penting dalam kerja sama regional keamanan siber. Pertama, memperkuat perlindungan infrastruktur kritis dan kedaulatan data. Infrastruktur teknologi disebut sebagai tulang punggung ekonomi di era digital yang perlu diamankan dengan baik.

Kedua, membangun ketahanan regional terhadap ancaman siber. Nezar menilai ancaman seperti misinformasi, disinformasi, dan serangan siber terkoordinasi tidak mengenal batas negara. Dia menekankan pentingnya kerangka kerja yang jelas dan kuat untuk berbagi informasi dan meningkatkan kesiapan negara-negara Asia Tenggara.

Kondisi ini semakin relevan mengingat Indonesia menjadi target utama serangan siber di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir. Risiko ini semakin kompleks dengan adanya kolaborasi pelaku kejahatan siber yang meningkatkan risiko serangan kompleks.

Dukungan Inovasi Digital Lokal

Ketiga, mendorong inovasi digital lokal dan kolaborasi industri. Nezar meminta pelaku industri teknologi digital untuk menjalin kemitraan dan investasi strategis guna memperkuat stabilitas nasional dan regional. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta menjamin kedaulatan digital.

“Kita harus melampaui peran sebagai konsumen pasif teknologi,” tegas Nezar. Pernyataan ini sejalan dengan upaya Kemkominfo membuka peluang kerja sama pengembangan AI di Indonesia yang telah diinisiasi sebelumnya.

Nezar mendorong agar hasil dialog kebijakan tersebut dapat ditransformasikan ke dalam proyek-proyek pembangunan yang konkret. Hal ini sekaligus bertujuan mempererat hubungan antara industri dan pembuat kebijakan. “Hasil strategis yang diharapkan adalah terbentuknya komunitas kerja sama keamanan jangka panjang,” ucapnya.

Upaya kolaborasi regional dalam keamanan siber dinilai semakin mendesak mengingat kerentanan sektor-sektor vital, termasuk UMKM Indonesia yang membutuhkan perlindungan ekstra menghadapi serangan siber AI. Perlindungan terhadap entitas ekonomi kecil ini menjadi bagian integral dari ketahanan digital nasional.

Kerja sama bilateral juga terus dikembangkan, seperti yang terlihat dalam kerja sama Indonesia dan Rusia yang memperkuat kolaborasi digital dengan MoU strategis. Langkah-langkah semacam ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem digital global.

Pertemuan roundtable yang diselenggarakan ERIA ini menjadi platform penting bagi para pemangku kepentingan untuk menyusun strategi keamanan siber regional yang komprehensif. Nezar berharap inisiatif ini dapat menghasilkan kerangka kerja konkret yang implementatif bagi negara-negara anggota.

Dengan semakin terintegrasinya ekonomi digital kawasan, kerja sama keamanan siber tidak lagi menjadi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak. Kolaborasi multilateral diharapkan dapat menciptakan ekosistem digital yang aman, stabil, dan berdaulat bagi seluruh negara Asia Tenggara.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI