JAKARTA – Sebagian dari Anda mungkin akan dibuat heran, jika mendengar tentang desas desus mengenai 5G. Betapa tidak, masalahnya 4G saja bahkan belum menyeluruh, apalagi selesai. Tapi, itulah yang menjadi topik hangat saat ini. Bahkan, Uni Eropa mulai mencari kerja sama dengan tiongkok, Jepang dan Amerika Serikat (AS) untuk membangun teknologi 5G, terutama untuk membantu perusahaan di Uni Eropa mengembangkan teknologi tersebut.
Seperti diketahui, Eropa sebelumnya (sekitar 1990-an) adalah raja dari teknologi 2G, teknologi standar GSM untuk jaringan ponsel ke era digital. Saat ini, posisi tersebut diambilalih oleh AS, Jepang, Korsel untuk penerapan 4G.
Beberapa operator besar di Eropa, Vodafone Inggris dan Telefonica Spanyol sangat lamban mangadopsi teknologi 4G dibanding Jepang, Korea dan AS. Adopsi teknologi mobile terkini di Eropa juga terendah dibanding negara perekonomian besar lain. Pembuat kebijakan di Eropa mencoba untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa lalu, dan ingin menjadi bagian yang terdepan dalam mengembangkan 5G.
Sebagai informasi, teknologi ini menjanjikan unduhan video lebih cepat, area cakupan lebih luas, serta kemungkinan untuk menghubungkan miliaran objek di bawah tren “internet of things.” Sebelumnya, atau lebih tepatnya Juni tahun lalu, Uni Eropa sudah mengadakan perjanjian kerja sama dengan korea Selatan.
Kedua pihak akan bekerja sama menetapkan standar teknis dan memastikan frekuensi radio yang dibutuhkan untuk mendukung jaringan baru. Nah, apakah Jepang, AS ataupun Tiongkok akan melakukan hal yang sama? Kita lihat saja. [AI/IF]