Telset.id, Jakarta – Sebuah studi terbaru mengungkap kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi. Alien kah? Setidaknya, seorang astronom cukup yakin bahwa kehidupan di luar bumi memang benar-benar ada.
Meskipun tidak ada bukti yang jelas, kita telah bertanya-tanya selama ribuan tahun lalu apakah umat manusia sendirian di alam semesta? Astronom Universitas Columbia, David Kipping, memberi jawabannya.
{Baca juga: Objek Luar Angkasa Misterius Kirim Sinyal ke Bumi, Alien?}
Menurut New York Post, seperti dikutip Telset.id, Kamis (21/5/2020), David Kipping menggunakan model Bayesian untuk menentukan peluang bahwa kehidupan harus ada di Bumi. Kemungkinannya 9:1 atau lebih tinggi.
“Munculnya kehidupan dengan cepat dan evolusi akhir umat manusia, dalam konteks garis waktu evolusi, tentu cukup sugestif. Namun, penelitian ini mengukur apa yang fakta katakan,” kata Kipping dalam pernyataan.
Bumi secara luas diyakini berumur sekitar 4,5 miliar tahun. Kesimpulan statistik Bayesian digunakan oleh Kipping untuk memperbarui probabilitas dalam hipotesis ketika bukti atau informasi baru memang tersedia.
Ia menemukan bahwa kehidupan cerdas di Bumi kemungkinan terbentuk melawan kemungkinan. Model itu melihat empat jawaban yang mungkin. Pertama, hidup itu umum dan sering mengembangkan kecerdasan.
Kedua, hidup jarang tetapi sering mengembangkan kecerdasan. Ketiga, hidup itu biasa dan jarang mengembangkan kecerdasan. Dan yang terakhir, kehidupan jarang dan jarang mengembangkan kecerdasan.
Kipping mencatat bahwa skenario kehidupan bersama selalu setidaknya sembilan kali lebih mungkin daripada yang jarang terjadi. “Jika kita memainkan sejarah Bumi , kemunculan intelijen agak tidak mungkin,” tambahnya.
Sebelumnya, para ahli di SETI Institute, organisasi yang didedikasikan untuk melacak makhluk luar angkasa, mengembangkan teknik canggih untuk melihat tanda-tanda alien. Bagaimana caranya?
Para ahli ini mendeteksi tanda dari ruang angkasa yang menunjukkan kemungkinan keberadaan makhluk asing atau alien tersebut. Apa yang disebut “tanda-tanda teknologi” itu berkisar komposisi kimia atmosfer planet, emisi laser, hingga struktur orbit.
{Baca juga: Ilmuwan Gunakan Superkomputer untuk Lihat Tanda-tanda Alien}
Tony Beasley, direktur teleskop National Radio Astronomy Observatory, mengatakan bahwa menentukan apakah manusia sendirian di alam semesta merupakan satu pertanyaan paling menarik dalam bidang sains atau ilmu pengetahuan.
Dilansir New York Post, ilmuwan SETI berencana untuk mengembangkan sistem yang akan “membonceng” di teleskop Very Large Array berbasis di Meksiko untuk mencatat dan memberikan data ke sistem pencarian teknolaturatur. [SN/HBS]