Telset.id, Jakarta – Aksi protes disusul mogok kerja kembali terjadi di lingkungan Amazon. Kali ini, aksi tersebut digelar di fasilitas Amazon di Minnesota, Amerika Serikat oleh pekerja yang diorganisir melalui kelompok masyarakat Afrika Timur, Awood Center.
Sebelumnya, seperti dilaporkan Gizmodo, kelompok ini telah meminta para petinggi perusahaan untuk melakukan negosiasi pada bulan November dan melakukan protes massal di luar fasilitas mereka sebulan kemudian.
Sekarang, Awood yang mayoritas terdiri dari pekerja di departemen penyimpanan di fasilitas MSP1 di Shakopee, Minnesota, memutuskan untuk mogok massal.
Adapun keluhan yang disampaikan — ditulis di buku catatan resmi dan diposting di Facebook — masih sama seperti tahun lalu, yakni terkait ketergantungan yang berlebihan pada pekerja temporer, kurangnya self-determination, dan yang terpenting, ritme kerja yang kurang manusiawi hingga tidak memungkinkan untuk istirahat ke kamar mandi dan sholat. Untuk diketahui, Minnesota banyak dihuni oleh orang Somalia, yang mayoritas dari mereka adalah Muslim yang taat.
{Baca juga: Barengan Mogok Kerja, Ada Apa dengan Karyawan Amazon Eropa?}
Pada rapat umum yang digelar Desember lalu, yang meliputi pidato dari Perwakilan pekerja baru, Ilhan Omar, para pekerja menggambarkan diri mereka sebagai orang yang dapat dibuang oleh Amazon, dengan satu orang berbagi cerita tentang keguguran saat bekerja. Di akhir pidato itu, sejumlah pekerja meninggalkan shift mereka lebih awal untuk bergabung dengan kelompok yang pemrotes.
Di Amerika Serikat sendiri, aksi protes oleh karyawan Amazon ini disebut-sebut sebagai yang pertama. Tak seperti di Eropa, yang memang telah menjadi hal biasa.
November tahun lalu misalnya, para pekerja di Amazon Eropa memanfaatkan Black Friday yang biasanya disambut sukacita di Amerika Serikat (AS) dengan menggelar protes. Para pekerja ini mogok kerja sebagai uangkapan protes terhadap kondisi kerja yang dianggap tidak adil.
{Baca juga: Pekerja Amazon di Eropa Kompak Mogok pada Black Friday}
Aksi demosntrasi senyap serupa dilakukan pekerja Amazon di Spayol, Italia, Jerman dan Inggris pada awal Juli 2018, yang memprotes masalah pembayaran dan keamanan bekerja.
Di Minnesota, setidaknya 30 orang diperkirakan ikut serta dalam aksi protes, dan menurut Abdirahman Muse, direktur eksekutif Awood Center, pemogokan terjadi dari tengah malam hingga pukul 3 pagi waktu setempat pada hari Jumat.