Telset.id, Jakarta – Jepang akan mengoperasikan Cray XC50, yang akan menjadi superkomputer paling kuat di dunia dalam penelitian fusi nuklir lanjutan pada tahun ini.
Superkomputer ini akan dipasang di National Institutes for Quantum and Radiological Science (QST) dan digunakan untuk ilmu fusi nuklir lokal dan untuk mendukung ITER, proyek fusi multinasional besar yang dijadwalkan online pada 2035.
Sistem QST, yang belum diberi nama, bahkan tidak akan menjadi sistem Cray XC50 teratas. Sistem itu akan menggunakan “Piz Daint” dari National Supercomputing Swiss. Ini akan menembus 30 besar komputer terkuat dan pastinya menjadi superkomputer penelitian fusi tercepat.
Lebih dari 1.000 periset Eropa dan Jepang akan mendapatkan akses ke sistem, yang dioptimalkan untuk fisika plasma dan perhitungan energi fusi tersebut.
“Kecepatan dan lingkungan perangkat lunak yang terintegrasi dari Cray XC50 akan meningkatkan infrastruktur QST dan memungkinkan para periset untuk mempercepat waktu penemuan,” kata juru bicara Cray Mamoru Nakano, seperti dilansir halaman engadget.com, Senin (19/3/2018).
Sementara itu, ITER masih belum akan beroperasi dalam waktu dekat, apalagi untuk terobosan yang akan membuka jalan menuju reaktor fusi komersial. Meskipun tidak akan selesai sampai 2035, para ilmuwan berharap untuk mulai menjalankan eksperimen pada 2025.
Setelah reaktor fusi komersial online, maka akan dapat memasok energi tak terbatas ke kehidupan manusia selama jutaan tahun.
Baca juga: China Bikin Supercomputer Tercepat di Dunia
Baru-baru ini, MIT mengumumkan bahwa mereka akan mengerjakan proyek fusinya sendiri dengan tujuan membawa reaktor berkapasitas 200 megawatt secara online pada 2033.
Mereka berencana menggunakan bahan dan teknologi superkonduktor anyar, yang dapat menciptakan medan magnet empat kali lebih kuat daripada yang digunakan sekarang.
Medan magnet kuat semacam itu diperlukan untuk menjaga supaya tidak terjadi reaksi fusi nuklir eksplosif. [WS/HBS]
