Telset.id, Jakarta – Telegram akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi terkait penangkapan CEO dan pendirinya, Pavel Durov, oleh otoritas Prancis di luar Paris.
Dalam pernyataan yang diunggah pada saluran resmi Telegram, perusahaan tersebut menegaskan bahwa Durov “tidak menyembunyikan apa pun” dan menolak tuduhan yang mengaitkan dirinya dengan aktivitas ilegal yang dilakukan oleh pengguna platform tersebut.
“Tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa suatu platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut,” demikian bunyi pernyataan Telegram.
BACA JUGA:
- Telegram Luncurkan 9 Fitur Baru, Ada Fitur Hemat Baterai!
- Cara Menggunakan Telegram Web di PC, Panduan Lengkap!
Pernyataan ini muncul setelah pejabat Prancis mengonfirmasi kepada media bahwa Durov ditangkap sebagai bagian dari penyelidikan terkait aktivitas kriminal di jejaring sosial Telegram.
Meskipun Telegram tidak dienkripsi secara default, pendekatan yang lebih lepas tangan terhadap moderasi membuat platform ini dianggap sebagai alternatif yang lebih privat dan bebas sensor dibandingkan jejaring sosial lainnya.
“Hampir satu miliar pengguna di seluruh dunia menggunakan Telegram sebagai sarana komunikasi dan sumber informasi penting,” kata perusahaan itu. Telegram juga menyatakan bahwa mereka sedang menunggu penyelesaian segera atas situasi ini.
Penangkapan Durov telah menarik perhatian internasional, terutama karena Telegram memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi selama konflik yang sedang berlangsung antara Ukraina dan Rusia.
Kedutaan Besar Rusia di Paris menyatakan bahwa pemerintah Prancis belum memberikan akses kepada Durov, yang lahir di Rusia dan memiliki kewarganegaraan Prancis serta Uni Emirat Arab, tempat kantor pusat Telegram berada.
Dalam wawancara eksklusif dengan Tucker Carlson pada bulan April lalu, Durov menegaskan kembali komitmennya untuk menjaga Telegram sebagai platform yang “netral” dan menolak permintaan dari pemerintah untuk moderasi.
Ia mengakui bahwa dirinya menghindari bepergian ke negara-negara besar dan geopolitik untuk menghindari perhatian berlebihan terhadap perusahaan tersebut.
“Saya bepergian ke tempat-tempat yang konsisten dengan nilai-nilai kami dan apa yang kami lakukan,” ujarnya.
Penangkapan ini menimbulkan banyak spekulasi tentang masa depan Telegram dan kepemimpinan Durov. Namun, pernyataan resmi dari Telegram menunjukkan bahwa mereka tetap berdiri teguh pada prinsip-prinsip mereka, meskipun berada di bawah tekanan internasional yang signifikan.
BACA JUGA:
- Telegram Stories Kini Tersedia untuk Pengguna Premium
- Telegram Stories Diluncurkan, Bisa Atur Durasi Posting!
Bagaimana perkembangan selanjutnya terkait kasus ini akan menjadi perhatian dunia, terutama bagi mereka yang bergantung pada Telegram sebagai alat komunikasi utama. Sementara itu, Telegram terus menjadi platform yang populer, terutama bagi mereka yang mencari kebebasan dan privasi dalam berkomunikasi. [FY/IF]