Susul PDN, Giliran Hacker Star Six Klaim Bobol Data Polri

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Kelompok hacker yang dikenal sebagai Star06 (dibaca: Star Six) hari ini mengklaim bahwa mereka telah berhasil membobol data Polri (Kepolisian Republik Indonesia).

Informasi mengenai hacker yang berhasil bobol data Polri ini pertama kali disampaikan oleh pemilik akun Instagram @Realmrbert, yang mengungkapkan kebocoran data tersebut pada Senin (1/7/2024).

Dalam pernyataannya, @Realmrbert menyebutkan bahwa data yang berhasil dibobol mencakup data personel hingga dokumen rahasia dari Polri. Informasi sensitif ini dikatakan sudah beredar di dark web dan dapat diakses oleh siapa saja yang mau membelinya.

BACA JUGA:

“Pak polisi Indonesia, kalian dalam bahaya. Hari ini dikeluarkan kebocoran data dari data personel hingga dokumen sensitif dari Polri,” ujar @Realmrbert. Ia menambahkan bahwa data yang dibocorkan oleh hacker Star Six ini masih segar dan valid.

Dalam unggahannya, @Realmrbert juga menyatakan bahwa dirinya akan bertemu dengan tim Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara untuk membahas isu kebocoran data ini. Ia mengekspresikan rasa kecewanya terhadap situasi yang memalukan ini, di mana harga diri negara dipertaruhkan karena kebocoran data Polri.

“Kalian bisa lihat informasi ini di SOCRadar. Jadi bukan saya yang ngomong ya, tapi SOCRadar,” tambahnya, merujuk pada platform pelacakan keamanan siber yang juga melaporkan kebocoran ini.

Di sisi lain, kelompok hacker Star Six mengumumkan di dark web bahwa mereka telah berhasil membobol data Polri. Mereka mengklaim telah menemukan kerentanan dalam sistem Polri dan mengambil sejumlah data sensitif, termasuk data personel dan dokumen resmi rahasia polisi.

“Kami benar-benar telah berhasil membobol Polri. Ada kerentanan dan kami mengambil data sensitif dari sistem Polri,” kata hacker tersebut.

Sayangnya, hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi dari pihak Polri mengenai kebocoran data ini. Selain itu, jika benar adanya kebobolan ini pun bertepatan dengan HUT Bhayangkara yang ke-78.

Jika klaim ini benar, kebocoran data Polri merupakan isu serius yang memerlukan tindakan segera. Selain upaya perbaikan sistem keamanan, transparansi dan pemberian informasi yang jelas kepada publik sangat diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.

Sebagai langkah preventif, penting bagi semua lembaga pemerintah dan perusahaan untuk selalu memperbarui dan memperkuat sistem keamanan mereka, serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kerahasiaan data.

BACA JUGA:

Kebocoran data oleh kelompok hacker Star Six ini juga menunjukkan betapa rentannya sistem keamanan digital, bahkan untuk lembaga sebesar Polri. Diperlukan langkah-langkah yang cepat dan tepat untuk menangani masalah ini dan mencegah kejadian serupa di masa depan.

Dugaan pembobolan data yang menimpa Polri ini terjadi tidak lama setelah kasus peretasan yang menimpa PDN. PDN, yang dikelola oleh Kemenkominfo dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), diretas sejak 20 Juni 2024. Serangan tersebut menggunakan ransomware LockBit 3.0, sebuah jenis malware yang menyandera data dengan meminta tebusan.

Pelaku peretasan menuntut uang tebusan sebesar USD 8 juta atau sekitar Rp 131,2 miliar kepada pemerintah Indonesia. Namun, pemerintah menolak untuk membayar tebusan tersebut. [FY/IF]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI