Studi: Kurangnya Keterampilan Digital jadi Tantangan Penerapan AI di Perusahaan 

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – IBM hari ini mengungkapkan hasil studi mengenai penerapan teknologi AI di perusahaan, utamanya yang bergerak atau berfokus pada sektor keuangan dan manufaktur di Indonesia.

Sebagai informasi, studi yang berjudul “Generative AI: Mempersiapkan Masa Depan Ekosistem Bisnis di Indonesia dengan AI Yang Beretika ” ini dilakukan oleh Advisia Group, yang mewakili IBM dan Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA).

Studi yang sama juga menunjukan bahwa sebanyak 23% perusahaan yang disurvei sudah berada dalam tahap investasi AI dan telah mengadopsi kecerdasan buatan untuk berinteraksi dengan fungsi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan.

BACA JUGA:

Dalam acara IBM Indonesia AI for Business Leaders Summit yang diadakan di Jakarta pada Rabu (06/03/2024), Roy Kosasih Presiden Direktur IBM Indonesia menjelaskan bahwa teknologi AI generatif akan membawa banyak dampak pada bisnis.

“AI generatif secara langsung akan membawa banyak dampak pada berbagai bisnis, ini mencakup banyak hal mulai dari pengambilan keputusan, pengalaman pengguna, hingga pertumbuhan pendapatan,” ujar Roy.

Walaupun, Roy tampak percaya diri dengan masa depan AI, tetapi dia menegaskan bahwa hal yang paling penting dari penggunaan teknologi ini adalah meningkatkan keahlian sumber daya manusia agar menjadi lebih baik.

Sementara itu, Prof. Hammam Riza, Presiden KORIKA menjelaskan bahwa AI punya potensi besar untuk memajukan ekonomi digital indonesia dan AI pun bisa berpengaruh dalam mendorong pertumbuhan secara substansial.

“AI bukan menggantikan pekerjaan manusia, tetapi dengan individu yang bisa menggunakan AI dengan baik akan unggul, jika dibandingkan mereka yang tidak mau belajar dan karena itu mengintegrasikan AI untuk meningkatkan kinerja dan kesuksesan sangat penting,” ungkap Hammam.

Ia menambahkan, diharapkan kesadaran akan pentingnya teknologi AI ini terus bertumbuh di berbagai perusahaan, agar bisa melakukan pekerjaan yang lebih efektif dan efisien dibandingkan sebelumnya.

Lalu, dijelaskan juga dalam studi yang dilakukan ditemukan beberapa indikator yang menghambat penerapan teknologi AI di berbagai perusahaan di tanah air. Hambatan tersebut adalah kesenjangan keterampilan digital (48%), kurangnya tata kelola data internal (40%), dan kurangnya visibilitas pada hasil bisnis (12%).

Padahal, Indonesia saat ini memimpin kawasan Asia Tenggara dengan kontribusi AI yang diproyeksikan sebesar USD366 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, dengan output ekonomi yang diharapkan bisa terdorong oleh integrasi dan pemanfaatan teknologi AI di berbagai sektor di seluruh penjuru tanah air. 

BACA JUGA:

Selain itu, menurut studi tersebut perusahaan yang disurvei di industri jasa keuangan dan manufaktur di Indonesia berpotensi mendapatkan nilai tambah dari penerapan AI. Bahkan para responden meyakini teknologi AI untuk perusahaannya sudah ada, tetapi tingkat kesiapannya bervariasi. [FY/IF]

2 KOMENTAR

Komentar ditutup.

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI