Telset.id, Jakarta – Dalam sebuah posting blog terbaru, CEO OpenAI, Sam Altman, menyatakan keyakinannya bahwa perusahaan tersebut memahami cara membangun Artificial General Intelligence (AGI) dan sedang bekerja menuju masa depan yang disebutnya sebagai “super-intelligence.”
Namun, di tengah ambisi besar dari Sam Altman untuk kembangkan AGI tersebut, OpenAI menghadapi tantangan finansial yang signifikan, termasuk kerugian yang diakibatkan oleh layanan berlangganan Pro seharga $200 per bulan.
Dalam blognya, Altman mengungkapkan bahwa visi jangka panjang OpenAI melampaui produk-produk AI yang ada saat ini. Ia percaya bahwa AGI dapat mempercepat penemuan ilmiah dan inovasi, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemakmuran manusia secara signifikan.
BACA JUGA:
- Susul Elon Musk, Kini Meta Minta OpenAI Berhenti Cari Profit
- Terbesar Dalam Sejarah, OpenAI Kantongi Pendanaan Baru Rp102 T
AGI, atau kecerdasan umum buatan, didefinisikan oleh OpenAI sebagai sistem AI yang memiliki kemampuan intelektual yang melebihi manusia secara umum.
Meskipun definisi ini terus berkembang, Altman memprediksi bahwa pencapaian AGI akan terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan banyak orang, meskipun dampaknya mungkin tidak sebesar yang dibayangkan sebelumnya.
Meskipun OpenAI terus mengembangkan teknologi terdepannya, perusahaan menghadapi tantangan keuangan yang serius. Dalam sebuah unggahan di media sosial, Altman mengungkapkan bahwa layanan Pro seharga $200 per bulan justru menyebabkan kerugian karena tingkat penggunaan yang jauh melebihi ekspektasi.
Menurut Altman, ia sendiri yang menetapkan harga langganan tersebut dengan harapan menghasilkan keuntungan, tetapi kenyataannya berbeda.
Pada akhir tahun 2024, OpenAI diperkirakan akan merugi sekitar $5 miliar, meskipun mencatat pendapatan hampir $4 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun produk mereka sangat diminati, model bisnis yang diterapkan masih memerlukan penyesuaian.
Postingan Altman juga membahas momen penting dalam perjalanan kariernya, termasuk pemecatan sementara pada November 2023.
Ia mengakui bahwa kejadian tersebut merupakan kegagalan tata kelola yang melibatkan banyak pihak, termasuk dirinya sendiri. Namun, ia menyatakan bahwa pengalaman tersebut telah membuatnya menjadi pemimpin yang lebih bijaksana.
Sejak kembali menjabat, Altman telah memperkuat posisinya di OpenAI dan mengarahkan perusahaan menuju model yang lebih berorientasi pada keuntungan.
Perubahan ini menggeser struktur awal OpenAI yang berfokus pada nonprofit. Altman juga menyoroti pentingnya sistem tata kelola yang kuat dan kepercayaan untuk memastikan bahwa visi OpenAI tetap berpusat pada manfaat bagi kemanusiaan.
Perjalanan OpenAI dalam mengejar AGI adalah bukti ambisi besar untuk membawa perubahan signifikan pada dunia teknologi. Namun, tantangan finansial yang dihadapi perusahaan menyoroti kebutuhan akan model bisnis yang lebih berkelanjutan.
BACA JUGA:
- Memanas! Elon Musk Minta Pengadilan Hentikan Keuntungan OpenAI
- OpenAI Luncurkan Prototipe SearchGPT: Mesin Pencari AI yang Inovatif
Di tengah tantangan ini, OpenAI tetap menjadi pemain utama dalam dunia AI, dengan fokus pada inovasi dan dampak positif bagi masyarakat. Langkah-langkah perusahaan dalam menghadirkan teknologi super-intelligence akan menjadi salah satu faktor penentu masa depan industri AI global.