Telset.id, Jakarta – Penyedia layanan internet Rusia telah memutuskan untuk blokir akses ke Google News setelah Presiden Vladamir Putin menuduh Yevgeny Prigozhin, pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner mengorganisir pemberontakan bersenjata.
Menurut lembaga pemantau jaringan internet yakni InternetNetBlock, setidaknya ada 5 perusahaan telekomunikasi Rusia, termasuk Rostelecom, U-LAN dan Telplusl untuk blokir pengguna website di dalam negeri dalam mengakses Google News.
“Dikonfirmasi: Metrik menunjukkan bahwa platform agregator Google Berita menjadi tidak tersedia untuk banyak pengguna di #Russia; insiden itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kelompok paramiliter Wagner dan Moskow,” tulis Netblocks.
BACA JUGA:
- Susul Apple, Google Bakal Pindahkan Produksi Pixel ke India
- Google Tiba-tiba Jual Bisnis Hosting Domainnya ke Squarespace
⚠️ Confirmed: Metrics show that the Google News aggregator platform has become unavailable for many users in #Russia; the incident comes amid heightened tensions between the Wagner paramilitary group and Moscow pic.twitter.com/wXyzM0M79k
— NetBlocks (@netblocks) June 23, 2023
Seperti diketahui pada Jumat malam (23/06/2023), tentara bayaran Wagner Grup melintasi perbatasan dari Ukraina ke Rostov-on-Don Rusia dan tampaknya merebut kota itu, yang merupakan rumah bagi markas militer selatan Rusia, tanpa banyak perlawanan dari pasukan reguler.
Kemudian BBC melaporkan bahwa kemarin pasukan Wagner bergerak ke utara menuju Moskow. Prigozhin selaku pimpinan Wagner telah bersumpah untuk menggulingkan Kementerian Pertahanan Rusia sebagai tanggapan atas serangan rudal yang menurutnya dilakukan tentara reguler terhadap personel Wagner yang ditempatkan di Ukraina.
Putin, yang membingkai pemberontakan Prigozhin sebagai ancaman mematikan terhadap kenegaraan Rusia, telah menjanjikan konsekuensi keras bagi siapa pun yang bergabung dengan kelompok paramiliter.
“Setiap orang yang dengan sengaja memulai jalur pengkhianatan, yang mempersiapkan pemberontakan bersenjata, memilih jalur pemerasan dan metode teroris mereka akan menderita hukuman yang tak terhindarkan,” katanya seperti dikutip Telset dari Engadget pada Minggu (25/06/2023).
Menyusul invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022 lalu, banyak perusahaan teknologi barat menarik diri dari negara itu atau terpaksa keluar karena layanan mereka diblokir oleh regulator telekomunikasi Roskomnadzor.
BACA JUGA:
- Ukraina Tuding Xiaomi Jadi Negara Pendukung Perang
- Akibat Ekonomi Lesu, Nintendo Hentikan Penjualan di Rusia
Facebook dan Twitter adalah salah satu platform yang telah diblokir sebagian atau seluruhnya di dalam negeri sejak Maret 2022. Sehingga tidak mengherankan kalau Rusia begitu mudah melakukan pemblokiran Google News tanpa alasan yang jelas. [NM/IF]