Telset.id, Jakarta – Hanya beberapa jam setelah akun Twitter Donald Trump diblokir permanen, para pendukung fanatik Trump memutuskan untuk beramai-ramai meninggalkan platform media sosial itu.
“Selamat tinggal Twitter” menjadi tren di linimasa selama berjam-jam pada Sabtu (9/1/2021) waktu setempat karena ulah para pendukung Donald Trump. Mereka tidak terima Trump “dihukum” permanen oleh media sosial tersebut.
{Baca Juga: Akhir Masa Jabatan, Donald Trump Blokir 8 Aplikasi Populer China}
“Selamat tinggal teman Twitter. Sampai jumpa @parler,” kata seorang pengguna sambil menyebut Parler, alternatif media sosial yang dianggap pro-kebebasan berbicara daripada Twitter, yang populer di kalangan konservatif.
“Saya kehilangan 400 pengikut dalam tiga hari. Selamat tinggal Twitter. Anda tidak menginginkan saya. Saya tidak menginginkan Anda. Saya di Parler @snakeoil, ” kata pengguna lain yang tidak senang dengan Twitter.
Meskipun tidak tahu persis berapa banyak pengguna Twitter yang keluar dan pindah ke media sosial lain, dikutip Telset dari New York Post, Minggu (10/1/2021), telah terjadi eksodus untuk platform alternatif sejak Trump dilarang.
Gab, media sosial alternatif untuk kebebasan berbicara, mengaku mendapatkan 10.000 pengguna baru setiap jam pada Sabtu lalu. Beberapa saat setelah Trump dilarang Twitter, Parler bahkan sempat mengalami crash.
Kemungkinan, Parler eror karena mendapatkan banyak pengguna baru. Sebelum ribut-ribut antara Twitter dan Trump, Parler menjadi tempat populer bagi kaum konservatif dengan lebih dari dua juta pengguna aktif harian.
{Baca juga: Twitter Blokir Permanen Akun Milik Donald Trump, Ini Penyebabnya}
Sebelumnya, Twitter mengambil langkah tegas dengan blokir akun resmi milik Donald Trump. Kebijakan ini diambil lantaran postingan yang dibuat Trump memicu aksi kekerasan di gedung Capitol Amerika Serikat (AS).
“Setelah meninjau secara cermat tweet terbaru dari akun @realDonaldTrump dan konteks di sekitarnya, kami telah secara permanen menangguhkan akun tersebut karena risiko hasutan lebih lanjut untuk melakukan kekerasan,” jelas Twitter.
Tweet yang dibuat Trump pada Jumat sore tersebut dianggap melanggar kebijakan perusahaan terhadap kekerasan. Terdapat dua cuitan Trump yang mendapat sorotan.
{Baca Juga: Pendukung Donald Trump Serbu Gedung Capitol, Warganet Heboh}
Pertama adalah tweet tentang pendukung Trump yang berbunyi, “75.000.000 Patriot Amerika yang hebat yang memilih saya, AMERICA FIRST, dan MAKE AMERICA GREAT AGAIN, akan memiliki SUARA YANG BESAR di masa depan. Mereka tidak akan dihina atau diperlakukan tidak adil dengan cara, atau bentuk apa pun !!!”. [SN/HBS]