Telset.id, Jakarta – Oracle dilaporkan berada di jalur terdepan untuk mengendalikan operasi atau akuisisi TikTok di Amerika Serikat. Langkah ini muncul di tengah tekanan politik terhadap aplikasi berbagi video yang dimiliki oleh ByteDance, perusahaan asal Tiongkok.
Menurut laporan terbaru dari The Information, Oracle memiliki peluang besar untuk menjadi pihak yang memimpin operasi TikTok di AS. Namun, meskipun ada potensi akuisisi ini, ByteDance tetap ingin mempertahankan kendali terhadap bisnisnya, termasuk bagian dari kepemilikan dan operasional strategis.
Kesepakatan ini dapat menjadi momen penting bagi industri teknologi dan kebijakan keamanan data di AS. Jika Oracle benar-benar mengambil alih TikTok AS, dampaknya bisa terasa di berbagai aspek, termasuk regulasi data, pengaruh geopolitik, hingga lanskap persaingan di pasar media sosial.
BACA JUGA:
- Walau TikTok Pulih di AS, Ratusan Pengguna Masih Tetap Sideloading
- Ada Celah, TikTok Izinkan Pengguna di AS Unduh Aplikasi Via Web
Ini bukan pertama kalinya Oracle dikaitkan dengan akuisisi TikTok. Pada masa pemerintahan Donald Trump, co-founder Oracle, Larry Ellison, disebut sebagai salah satu nama yang memiliki hubungan dekat dengan mantan presiden AS tersebut.
Trump sendiri pernah mengungkap bahwa ada empat kandidat yang bersaing untuk mengakuisisi TikTok AS, tetapi tidak menyebutkan nama-nama mereka secara langsung. Kini, dengan laporan terbaru yang menunjukkan keunggulan Oracle dalam proses ini, peluang bagi perusahaan teknologi lain semakin mengecil.
Namun, akuisisi ini memiliki syarat besar, karena ByteDance tidak ingin kehilangan kendali penuh atas TikTok. Bahkan jika Oracle mengambil alih operasional TikTok di AS, ByteDance ingin tetap terlibat dalam pengelolaan bisnisnya.
Di sisi lain, Oracle dan TikTok sebenarnya sudah menjalin kemitraan sebelumnya melalui Project Texas, sebuah inisiatif bernilai miliaran dolar yang dirancang untuk meningkatkan keamanan data pengguna AS.
Melalui Project Texas, TikTok menyimpan data pengguna AS di server cloud milik Oracle. Selain itu, Oracle juga memiliki wewenang untuk mengaudit kode sumber algoritma TikTok guna memastikan tidak ada celah keamanan yang dapat menimbulkan ancaman bagi kepentingan nasional AS.
Jika Oracle benar-benar mengambil alih TikTok AS, Project Texas kemungkinan akan menjadi fondasi utama dalam transisi operasional. Langkah ini akan memberikan jaminan kepada pemerintah AS bahwa data pengguna tidak dapat diakses oleh pihak asing, terutama oleh ByteDance di Tiongkok.
Namun, masih ada pertanyaan besar mengenai cakupan kendali Oracle terhadap TikTok. Apakah Oracle hanya akan mengelola infrastruktur data, atau juga terlibat dalam periklanan, algoritma, dan operasional bisnis lainnya?
Lalu, meskipun Oracle berada di posisi terdepan, ada beberapa pesaing yang juga menunjukkan minat untuk mengakuisisi TikTok AS seperti Konsorsium yang dipimpin Frank McCourt yang Alexis Ohanian, co-founder Reddit, dan YouTuber MrBeast.
BACA JUGA:
- Akhirnya! TikTok Kembali ke App Store dan Play Store di Amerika Serikat
- Persaingan Memanas, Instagram Tarik Kreator TikTok dengan Bonus Besar
Saat ini, TikTok masih berada dalam masa tenggang 75 hari sebelum potensi larangan di AS berlaku. Tenggat waktu ini akan berakhir pada April 2025, tetapi Trump mengindikasikan bahwa ia mungkin akan memperpanjangnya.
Dengan Oracle berada di posisi terdepan untuk akuisisi TikTok, kemungkinan besar keputusan akhir akan segera diambil. Namun, prosesnya diperkirakan tidak akan berjalan mulus mengingat kompleksitas regulasi dan kepentingan geopolitik yang terlibat. Apakah Oracle akan menjadi penyelamat TikTok AS? Kita tunggu perkembangannya dalam beberapa bulan ke depan.