Telset.id, Jakarta – Amazon dikenal sebagai toko retail digital terbesar di dunia. Beragam barang dijual oleh toko milik Jeff Bezos itu. Tapi belum lama ini mereka menjadi sorotan, karena ketahuan menjual makanan kadaluarsa. Kok bisa?
Amazon sangat menguasai transaksi digital di Amerika Serikat dan sekitarnya. Perusahaan milik Jeff Bezos tersebut menjual hampir semua barang maupun jasa di platform.
Karenanya, tidak mengherankan jika perusahaan memberi kesempatan bagi beberapa produk dari pihak ketiga untuk hadir di platform. Praktik seperti itu tidaklah awan bagi dunia e-commerce.
{Baca juga: Amazon Sarankan Produk Bunuh Diri ke Konsumen, Kok Bisa?}
Sayang, akibat keputusan tersebut, nama Amazon tercoreng. Menurut Ubergizmo, seperti dikutip Telset.id, Senin (21/10/2019), ada kabar bahwa pedagang mitra Amazon bertindak ceroboh.
Penjual pihak ketiga Amazon ketahuan menjual makanan kedaluwarsa. Pelanggan yang membeli barang via Amazon mendapatkan susu formula, krim kopi, dan dendeng basi dari pedagang mitra.
CNBC bahkan menyewa perusahaan analisis data yang menemukan bahwa di antara 100 produk makanan terlaris di Amazon, 40 persen dari penjual memiliki lebih dari lima keluhan pelanggan.
Mayoritas, para pelanggan melaporkan mengenai produk makanan kedaluwarsa. Juru bicara Amazon pun menyatakan bahwa semua penjual pihak ketiga wajib mematuhi hukum dan kebijakan perusahaan.
Ia menegaskan bahwa para pedagang mitra Amazon harus mencatumkan tanggal kedaluwarsa di setiap produk serta menjamin bahwa suatu barang memiliki sisa masa simpan setidaknya 90 hari.
Namun, menurut Thomas Gremillion, direktur kebijakan pangan kelompok advokasi Consumer Federation of America, tidak ada indikasi seberapa baik kebijakan tersebut bisa ditegakkan.
{Baca juga: Amazon akan Kembali Buka Toko Kedua ‘Tanpa Kasir’
Beberapa penjual mungkin membuat keputusan bisnis untuk menjual produk yang sudah lewat masa pakai. Mereka membiarkan Amazon tidak tahu demi mendapatkan keuntungan finansial.
Sebelumnya, Amazon juga disebut-sebut memunculkan saran kepada pengguna untuk mencari produk berbahaya berkaitan dengan bunuh diri. Saat itu, seorang pengguna menelusuri kata “bunuh diri” di Amazon untuk pasar Amerika Serikat (AS), menghasilkan laman situs yang menunjukkan peralatan bunuh diri.
Bahkan, di India, hasil pencarian di situs e-commerce tersebut merekomendasikan pil tidur, pestisida, dan sebuah buku berjudul “Bagaimana Melakukan Bunuh Diri.”
Makanya, e-commerce ini berencana untuk menyebarluaskan nomor telepon bantuan bagi para pelanggan yang menanyakan tentang bunuh diri di situsnya. [SN/HBS]
Sumber: Ubergizmo