Telset.id, Jakarta – Misinformasi atau hoaks Covid-19 di Twitter telah berakhir. Twitter setop menegakkan kebijakan tentang informasi menyesatkan tentang virus Corona.
Misinformasi mengenai Covid-19 di Twitter sekarang tidak akan lagi ditindak sesuai kebijakan yang diterapkan oleh pemilik baru sekaligus menjabat CEO, Elon Musk.
Twitter sebelumnya menangguhkan lebih dari 11.000 akun karena mengandung kesalahan informasi mengenai virus Corona atau Covid-19 pada September tahun ini.
BACA JUGA:
- Dicaplok Elon Musk, Apakah Twitter Masih Jadi Platform Antihoaks?
- Twitter Labeli Tweet Konten Covid-19 yang Menyesatkan
Kebijakan lain tentang informasi palsu tetap ada di situs Twitter. Namun, tidak ada pemberitahuan serupa yang mengatakan bahwa kebijakan tidak lagi diberlakukan.
Di bawah kebijakan khusus Covid-19, Twitter mengoperasikan sistem lima teguran untuk akun yang memposting konten terbukti salah yang mempunyai potensi bahaya.
Konten yang dimaksud seperti paparan Covid-19 atau kerusakan di sistem kesehatan masyarakat. Tidak ada tindakan terhadap akun yang mencuit disinformasi sekali.
Namun, seperti Telset kutip dari BBC, Rabu (30/11/2022), pelanggar berulang bisa mendapat skors selama berjam-jam, berhari-hari, atau bahkan tanpa batas waktu.
Dr Stephen Griffin dari Fakultas Kedokteran Universitas Leeds mengatakan bahwa ribuan akun yang menyebarkan berbagai disinformasi telah dihapus sejak 2020 lalu.
Sekarang, beberapa dari mereka yang melanggar peraturan kembali ke situs. Twitter mengaktifkan kembali akun pribadi anggota Kongres AS, Marjorie Taylor Greene.
Jutaan pengguna memilih pemulihan akun yang ditangguhkan dalam jajak pendapat, yang membuat Musk merespons dan menyinggung tentang kebijakan amnesti.
BACA JUGA:
- Presiden Turki Rayu Elon Musk Biar Gratis Akun Centang Biru Twitter
- Pecat Dewan Direksi Twitter, Elon Musk Ingin Jadi Direktur Tunggal
Musk berjanji untuk menjadikan Twitter sebagai pusat kebebasan berbicara di ranah online. Namun, mayoritas kebijakan Musk di Twitter mendapat serangan atau karitik.
Platform dinilai lambat bertindak atas klaim kesehatan salah atau tidak terbukti bukanlah hal baru, bahkan saat Twitter punya opsi untuk melaporkan postingan keliru. [SN/HBS]