Telset.id, Jakarta – Penipuan digital semakin marak dalam beberapa tahun terakhir, dengan pelaku kejahatan memanfaatkan teknologi baru untuk mencuri data sensitif pengguna. Google merespons ancaman ini dengan menghadirkan fitur deteksi scam berbasis kecerdasan buatan (AI) di perangkat Android.
Fitur terbaru ini mencakup deteksi scam dalam pesan dan panggilan, yang bertujuan untuk membantu pengguna mengenali dan menghindari upaya penipuan. Google menggunakan AI untuk menganalisis pola komunikasi mencurigakan, memberikan peringatan kepada pengguna sebelum mereka menjadi korban kejahatan siber.
Penipuan melalui pesan teks bukanlah hal baru, tetapi metode yang digunakan semakin canggih. Dengan dukungan AI, Google Messages kini dapat mengidentifikasi potensi scam dalam SMS, MMS, dan RCS secara real-time.
BACA JUGA:
- Android 16 Dijadwalkan Google Rilis Lebih Awal, Kapan?
- Google Uji Coba Tampilan Layar Penuh di Chrome 135 untuk Android
Saat sistem mendeteksi pesan mencurigakan, pengguna akan menerima peringatan langsung di dalam percakapan. Google menyediakan dua opsi respons: pengguna dapat menandai pesan sebagai aman atau langsung memblokir serta melaporkannya.
Fitur ini dikembangkan melalui kerja sama Google dengan berbagai lembaga keuangan global untuk memahami pola penipuan terbaru yang sering terjadi. Dengan analisis berbasis AI, fitur ini dapat mengidentifikasi skenario penipuan yang umum, seperti phishing atau manipulasi sosial.
Deteksi scam di Google Messages diaktifkan secara default, tetapi hanya berlaku untuk pesan dari nomor yang tidak ada di kontak pengguna. Saat ini, fitur ini pertama kali tersedia dalam bahasa Inggris untuk pengguna Pixel 6 ke atas di AS, Inggris, dan Kanada, dengan rencana ekspansi ke negara lain di masa mendatang.
Selain deteksi pesan, Google juga memperluas fitur deteksi scam dalam panggilan telepon. Meskipun fitur ini telah diperkenalkan dalam versi beta terbatas tahun lalu, kini Google mulai memperluas jangkauannya untuk lebih banyak pengguna.
Google menggunakan model AI berbeda tergantung pada perangkat yang digunakan. Pada seri Pixel 9, deteksi scam memanfaatkan Gemini Nano, model AI terbaru yang lebih akurat dalam mendeteksi potensi penipuan. Sementara itu, pada Pixel 6 ke atas, Google menggunakan model machine learning yang lebih ringan tetapi tetap andal.
Berbeda dengan deteksi pesan, fitur deteksi scam dalam panggilan tidak diaktifkan secara default. Google memberikan kebebasan bagi pengguna untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fitur ini, mengingat panggilan telepon bersifat sementara dan tidak tersimpan di perangkat seperti pesan teks.
Sama seperti fitur pesan, deteksi scam dalam panggilan hanya berlaku untuk nomor yang tidak ada di daftar kontak pengguna. Saat ini, fitur ini baru tersedia untuk pengguna Pixel 9 ke atas di AS dan akan diperluas ke wilayah lain seiring waktu.
Menurut laporan terbaru, total kerugian akibat penipuan digital pada tahun lalu mencapai lebih dari $1 triliun (sekitar Rp15.800 triliun). Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap angka tersebut adalah meningkatnya penggunaan alat AI oleh pelaku kejahatan untuk melakukan penipuan lebih canggih dan meyakinkan.
Dengan menggunakan teknologi AI yang sama, Google berupaya memberikan perlindungan lebih bagi pengguna Android. Sistem ini tidak hanya mendeteksi pola komunikasi yang mencurigakan tetapi juga memungkinkan pengguna mengambil tindakan langsung sebelum mereka menjadi korban.
BACA JUGA:
- Asyik! Google Drive Kini Dilengkapi Fitur Transkrip Video
- Android 16 Hadirkan Dukungan LE Audio untuk Alat Bantu Dengar
Peluncuran fitur deteksi scam berbasis AI di Android menunjukkan komitmen Google dalam meningkatkan keamanan digital pengguna. Dengan deteksi penipuan dalam pesan dan panggilan, pengguna memiliki lapisan perlindungan tambahan terhadap ancaman siber yang semakin kompleks.
Meskipun fitur ini masih terbatas pada perangkat Pixel di beberapa negara, kemungkinan besar Google akan memperluas jangkauannya ke lebih banyak perangkat Android di masa mendatang. Bagi pengguna, mengaktifkan fitur ini bisa menjadi langkah penting dalam menjaga keamanan data pribadi dan menghindari potensi kejahatan digital.
