Hacker Server PDN Janji Berikan Kunci Enkripsi Ransomware

Telset.id, Jakarta – Kelompok hacker Brain Cipher, yang sebelumnya mengunci data server dengan ransomware di Pusat Data Nasional Sementara 2 (PDNS 2) di Surabaya, mengumumkan akan memberikan kunci enkripsi untuk membuka data tersebut secara gratis.

Pengumuman ini tentunya sangat mengejutkan banyak pihak mengingat awalnya kelompok hacker ini meminta tebusan sebesar 8 juta dollar AS atau sekitar Rp 131 miliar kepada pihak Pemerintah Indonesia.

Sebagai pengingat, sekitar dua pekan lalu, server PDNS 2 telah mengalami serangan ransomware yang menyebabkan gangguan pada 210 instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah.

BACA JUGA:

Instansi yang terdampak termasuk Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), Kementerian PUPR, LKPP, hingga Pemerintah Daerah Kediri. Gangguan paling parah terjadi pada layanan keimigrasian Kemenkumham yang banyak diakses oleh masyarakat.

Menurut Juru Bicara BSSN, Ariandi Putra, serangan ini dimulai dari penyerangan terhadap fitur keamanan Windows Defender pada 17 Juni 2024. Fitur keamanan ini dinonaktifkan oleh peretas, memungkinkan masuknya aktivitas berbahaya yang kemudian berlanjut pada 20 Juni 2024.

Lalu, di hari yang sama ada laporan awal gangguan layanan keimigrasian di beberapa bandara internasional termasuk Bandara Soekarno-Hatta.

Dalam sebuah unggahan di forum dark web yang kemudian diunggah ulang oleh akun intelijen siber @stealthmole_int, Brain Cipher menyatakan akan memberikan kunci enkripsi pada Rabu, 3 Juli 2024, seperti yang dilaporkan Kompas.

Mereka menyebut bahwa keputusan ini bertujuan untuk menunjukkan perlunya peningkatan keamanan siber di Indonesia, terutama dari sisi sumber daya manusia (SDM).

“Hari Rabu ini, kami akan merilis kunci enkripsi (PDNS 2) kepada pemerintah Indonesia secara gratis. Kami harap serangan kami membuat pemerintah sadar bahwa mereka perlu meningkatkan keamanan siber mereka, terutama merekrut SDM keamanan siber yang kompeten,” ujar perwakilan Brain Cipher dalam pernyataannya.

Pemerintah Indonesia melalui Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) hingga artikel ini dibuat masih belum memberikan tanggapan resmi mengenai pemberian kunci enkripsi gratis ini.

Namun, insiden ini telah memicu desakan dari berbagai pihak termasuk DPR untuk segera memperkuat langkah mitigasi terhadap kebocoran data dan serangan siber. Serangan terhadap PDNS 2 ini menggarisbawahi pentingnya keamanan siber yang kuat dalam melindungi data vital negara.

Meskipun Brain Cipher menyatakan serangan mereka tidak bermuatan politik dan murni ransomware, insiden ini menunjukkan bahwa sistem keamanan siber yang kuat dan tenaga ahli yang kompeten sangat diperlukan untuk mencegah serangan serupa di masa mendatang.

BACA JUGA:

Pemerintah diharapkan dapat mengambil pelajaran berharga dari insiden ini dan meningkatkan infrastruktur keamanan siber serta kapasitas SDM untuk menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks dan beragam di masa yang akan datang.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI