Telset.id, Jakarta – Twitter saat ini sedang mempersiapkan proyek AI dengan mempekerjakan mantan peneliti DeepMind, dan untuk menunjang proyek tersebut Elon Musk memborong sebanyak 10.000 GPU.
Menurut Business Insider, Elon Musk baru-baru ini telah membeli sebanyak 10.000 GPU untuk digunakan di salah satu dari dua pusat data Twitter, sebagai bentuk komitmennya untuk proyek AI tersebut.
Dilansir Telset dari Engadget, proyek ini akan melibatkan pembuatan teknologi AI generatif yang akan dilatih oleh perusahaan dengan data Twitter yang sangat besar, meskipun masih belum jelas bagaimana perusahaan akan menerapkan teknologi tersebut.
BACA JUGA:
- Elon Musk Umumkan Linda Yaccarino Sebagai CEO Baru Twitter
- Elon Musk Mau Ubah Nama Twitter Jadi Titter
- Kena Bug, Circle Tweet Twitter Bisa Dilihat Semua Orang
Di sisi lain, kecerdasan buatan generatif ini kemungkinan akan digunakan untuk menambah fungsionalitas pencarian platform atau membantu perusahaan dalam membangun kembali bisnis periklanannya.
Di sisi lain, laporan ini juga berlawanan dengan keputusan Musk baru-baru ini untuk menandatangani surat terbuka, yang menyarankan jedah waktu enam bulan untuk pengembangan AI.
Selain itu, Musk juga menjadi salah satu yang sangat vokal dalam mengkritik OpenAI, yang merupakan perusahaan kecerdasan buatan yang sebenarnya dia ikut dirikan pada tahun 2015 silam.
Namun, laporan terbaru dari Semafor menyebutkan perseteruan Musk dengan OpenAI lebih bersifat pribadi dengan para pendiri OpenAI saat itu.
Jadi ceritanya, pada tahun 2018, Musk memberitahu Sam Altman, salah satu rekannya yang juga menjadi pendiri OpenAI, bahwa lab mereka masih tertinggal jauh di belakang Google.
Musk kemudian menyarankan agar dia menjadi orang yang menjalankan perusahaan secara penuh, alias Musk ingin menguasai saham mayoritas perusahaan. Namun proposal yang ditawarkan Musk ditolak oleh Altman dan pendiri OpenAI lainnya.
Perebutan kekuasaan yang gagal itu menyebabkan Musk mutung dan akhirnya hengkang dari OpenAI. Meskipun secara terbuka ke publik, kedua belah pihak mengaku pecah kongsi itu disebabkan karena ada konflik kepentingan yang melibatkan Tesla.
Meski memutuskan hengkang, namun saat itu OpenAI mengungkapkan bahwa miliarder itu masih akan terus mendanai penelitiannya. Namun, menurut Semafor, Musk sudah tidak lagi mengucurkan dana setelah kepergiannya – meskipun ada janji untuk memberi perusahaan sekitar $1 miliar.
BACA JUGA:
- Elon Musk Minta Pelatihan AI Dihentikan Sementara, Kenapa?
- Usai Twitter, Elon Musk Mau Beli Silicon Valley Bank
Hengkangnya Musk dari project OpenAI yang tiba-tiba itu menyebabkan perusahaan kelimpungan untuk mendapatkan dana untuk pengembangan. Alhasil, OpenAI harus berjuang keras untuk mengumpulkan uang, dan pada akhirnya mendapatkan suntikan modal $1 miliar dari Microsoft pada 2019.
Saat OpenAI meluncurkan ChatGPT pada bulan November 2022 dan langsung mendominasi headline pemberitaan di seluruh dunia, membuat Musk sangat geram.
Satu bulan kemudian, dia memutuskan akses OpenAI ke “firehose” data Twitter. Dan sekarang tampaknya dia ingin bersaing dengan perusahaan lamanya itu secara langsung.
Untuk mewujudkan ambisinya mengalahkan chatGPT, manusia terkaya di dunia itu langsung memborong 10.000 GPU untuk menggarap AI di Twitter. Apakah Musk akan mampu bersaing dengan OpenAI secara langsung? Kita lihat saja nanti.[FY/HBS]