Akhirnya Trafik TikTok di Amerik Kembali Pulih Seperti Semula

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Setelah sempat diblokir di Amerika Serikat pada Januari lalu, kini trafik pengguna TikTok menunjukan peningkatan, bahkan dalam laporan terbaru dikatakan jumlah penggunanya kembali ke semula.

Seperti yang diketahui, TikTok mengalami gangguan besar di Amerika Serikat setelah batas waktu penerapan undang-undang yang dapat menyebabkan pelarangan aplikasi tersebut berlalu. Meskipun layanannya kembali tersedia dalam beberapa jam, platform ini mengalami penurunan trafik hingga 85%.

Sebagian pengguna beralih ke alternatif seperti RedNote, sementara lainnya tidak langsung menyadari bahwa TikTok telah kembali aktif. TikTok sendiri melaporkan bahwa mereka memiliki sekitar 170 juta pengguna aktif di AS, menunjukkan betapa besar dampak dari kebijakan ini terhadap ekosistem digital.

BACA JUGA:

Dalam laporan terbaru dari Cloudflare Radar, trafik TikTok di Amerika telah mendekati kondisi sebelum pelarangan. David Belson, Kepala Data Insight Cloudflare, mengungkapkan bahwa “DNS trafik untuk domain terkait TikTok terus pulih sejak pemulihan layanan dan kini hanya sekitar 10% lebih rendah dibandingkan sebelum shutdown.”

Menariknya, shutdown TikTok pada 19 Januari bukanlah kewajiban langsung dari undang-undang larangan tersebut, melainkan keputusan internal perusahaan untuk menghindari kemungkinan sanksi terhadap mitra bisnisnya.

Campur tangan langsung dari mantan Presiden Donald Trump memungkinkan layanan ini kembali dalam waktu 12 jam setelah penutupan. Trump kemudian menandatangani perintah eksekutif yang memperpanjang batas waktu implementasi larangan selama 75 hari.

Pemerintahan baru di Washington juga memastikan bahwa mitra TikTok tidak akan menghadapi sanksi, sehingga platform ini dapat kembali beroperasi tanpa hambatan besar.

Meski TikTok sudah kembali berjalan, ByteDance, perusahaan induk TikTok asal China, masih menghadapi tekanan untuk menjual kepemilikannya di AS.

Donald Trump menyarankan agar ByteDance menjual 50% sahamnya sebagai solusi kompromi yang memungkinkan mereka tetap memiliki pengaruh dalam manajemen aplikasi, sekaligus memenuhi tuntutan pemerintah AS.

Penjualan sebagian kepemilikan ini juga bisa menjadi langkah strategis bagi AS untuk memastikan bahwa data para warganya tidak disalahgunakan atau dikendalikan oleh China.

Beberapa pengusaha besar dan perusahaan teknologi telah menunjukkan minat untuk membeli TikTok. Berikut beberapa kandidat yang diperkirakan akan bersaing dalam proses akuisisi ini:

  • Microsoft – Perusahaan teknologi raksasa ini masuk dalam daftar pembeli potensial.
  • Kelompok investor yang didukung oleh YouTuber MrBeast – Grup ini dikabarkan siap mengajukan penawaran lebih dari $20 miliar (sekitar Rp315 triliun).
  • Project Liberty – Nama yang baru muncul dalam daftar calon pembeli.
  • Oracle – Perusahaan teknologi yang juga sempat dikaitkan dengan akuisisi TikTok.
  • Elon Musk – CEO Tesla dan X (Twitter) juga disebut-sebut tertarik untuk membeli TikTok.

Analis dari Wedbush, Dan Ives, memperkirakan bahwa nilai TikTok saat ini berkisar antara $40-50 miliar (sekitar Rp630-788 triliun), menjadikannya salah satu akuisisi teknologi paling mahal dalam beberapa tahun terakhir.

Walau TikTok berhasil pulih dari dampak larangan di AS dengan trafik yang hampir kembali ke level normal. Namun, masa depannya masih belum pasti karena ByteDance menghadapi tekanan besar untuk menjual sebagian kepemilikannya.

BACA JUGA:

Dengan banyaknya perusahaan besar yang tertarik untuk membeli TikTok, akuisisi ini bisa menjadi salah satu transaksi teknologi terbesar dalam dekade ini. Apakah TikTok akan tetap bertahan dalam kepemilikan ByteDance, atau akhirnya beralih ke pemilik baru? Jawabannya kemungkinan akan terungkap dalam beberapa bulan ke depan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI