Telset.id, Jakarta – Instagram digugat ke pengadilan gara-gara dituding telah mata-matai pengguna lewat kamera perangkat. Brittany Conditi, sang penggugat, menuduh Instagram mengakses data-data penting.
Platform media sosial seperti Facebook dan Instagram memang terkenal memiliki cara agak menakutkan untuk menampilkan iklan produk yang sedang pengguna cari atau bahas dengan teman-teman.
Sampai akhirnya, muncul beberapa teori konspirasi yang menuduh bahwa Instagram sebenarnya telah mata-matai pengguna melalui kamera dan mikrofon perangkat. Sekarang, gugatan serupa dilayangkan.
Brittany Conditi, seperti dikutip Telset.id dari Ubergizmo, Senin (21/9/2020), menuding bahwa Instagram menggunakan kamera perangkat untuk mata-matai pengguna dan mengumpulkan data penting.
{Baca juga: Catat! Jangan Posting 9 Informasi Ini ke Media Sosial, Ingat Bahaya!}
Keluhan Brittany Conditi ke pengadilan menyertakan catatan bahwa dengan memperoleh data pribadi pengguna, Instagram dapat mengumpulkan pengalaman berharga dan riset pasar untuk sebuah produk.
Facebook menolak untuk mengomentari gugatan Brittany Conditi. Pihak pengadilan belum memberi pernyataan resmi terkait tuntutan yang dilangkan oleh Brittany Conditi. Kasus sepertinya bakal berjalan alot.
Sebelumnya dikabarkan, Instagram ternyata selalu mengakses kamera perangkat berbasis iOS 14. Semua terungkap manakala pengguna melakukan update sistem operasi iOS 14 beta di perangkat Apple.
Pengguna melihat bahwa Instagram selalu mengakses kamera, bahkan saat tidak mengambil foto. Instagram mengintai pengguna pun ketika hanya menjelajah feed di platform.
Menyikapi permasalahan tersebut, Instagram mengklaim bahwa kesalahan terjadi karena bug. Instagram berjanji segera memperbaikinya dalam pembaruan terbaru.
{Baca juga: Instagram Ketahuan Akses Kamera Perangkat iOS 14}
“Kami hanya mengakses kamera ketika Anda memberi tahu. Sebagai misal ketika Anda menggeser dari feed ke kamera. Kami menemukan dan sedang memperbaiki bug di iOS 14 beta,” demikian kata Instagram.
Selama ini, memang banyak orang yang berteori konspirasi, yang menunjukkan bahwa platform media sosial seperti Facebook dan Instagram memata-matai, bahkan mendengarkan semua percakapan pengguna.
Teori konspirasi datang berawal dari pertanyaan “bagaimana Facebook dan Instagram memiliki kemampuan untuk menampilkan iklan untuk produk dan layanan yang baru saja pengguna lihat atau bicarakan?”. (SN/MF)