Telset.id – Bayangkan memakai alat pemantau otak yang nyaman seperti rambut Anda sendiri. Peneliti di Penn State telah menciptakan terobosan baru dalam teknologi elektroensefalografi (EEG) dengan mengembangkan elektroda 3D mirip rambut yang bisa dipakai dalam jangka panjang tanpa rasa tidak nyaman.
Teknologi EEG konvensional selama ini menjadi momok bagi banyak pasien. Elektroda logam kaku dan gel konduktif yang berantakan seringkali membuat pengguna merasa tidak nyaman, bahkan menyebabkan iritasi kulit. Namun, era baru pemantauan otak telah dimulai dengan hadirnya elektroda berbasis hidrogel yang dicetak 3D ini.
Revolusi dalam Pemantauan Otak
Tim peneliti yang dipimpin oleh Tao Zhou, Wormley Family Early Career Professor of Engineering Science and Mechanics, berhasil menciptakan elektroda mikroskopis yang mampu memberikan rekaman stabil selama lebih dari 24 jam pemakaian terus-menerus. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal npj Biomedical Innovations.
“Elektroda kami tidak hanya memberikan kualitas sinyal yang lebih konsisten, tetapi juga tetap nyaman dipakai dalam waktu lama,” jelas Zhou. “Ini membuka kemungkinan baru untuk pemantauan neurologis jangka panjang di luar setting klinis tradisional.”
Teknologi ini sangat relevan dengan perkembangan terbaru di bidang antarmuka otak-komputer, seperti yang dikembangkan oleh Neuralink milik Elon Musk. Namun, berbeda dengan implan bedah, elektroda ini menawarkan solusi non-invasif yang lebih aman.
Baca Juga:
Desain Inovatif yang Mengatasi Masalah Klasik
Elektroda baru ini terdiri dari dua bagian utama: titik kecil yang menempel di kulit kepala untuk menangkap sinyal otak, dan komponen mirip kawat tipis yang menghubungkannya ke sistem pemantauan. Yang membuatnya istimewa adalah bahan bioadhesif yang bisa dicetak 3D, menghilangkan kebutuhan akan gel konduktif yang sering menjadi sumber ketidaknyamanan.
“Kami mengembangkan tinta khusus yang memungkinkan elektroda menempel langsung ke kulit kepala,” jelas Zhou. “Ini mengurangi celah antara elektroda dan kulit kepala, sekaligus meningkatkan kualitas sinyal secara signifikan.”
Desainnya yang ringan, fleksibel, dan elastis memungkinkan elektroda tetap di tempatnya bahkan saat pengguna menyisir rambut atau mengenakan topi baseball. Ini merupakan lompatan besar dibanding sistem EEG tradisional yang sering bergeser dengan gerakan kepala sekecil apapun.
Dalam pengujian, elektroda hidrogel ini menunjukkan performa setara dengan elektroda emas standar, tetapi dengan kontak kulit yang lebih baik dan stabilitas sinyal yang terjaga selama lebih dari 24 jam pemakaian terus-menerus.
Masa Depan Pemantauan Neurologis
Saat ini sistem EEG ini masih menggunakan kabel, mengharuskan pasien tetap terhubung ke mesin pemantau. Namun tim peneliti telah merencanakan pengembangan versi nirkabel untuk memberikan kebebasan gerak lebih besar selama pemantauan.
Teknologi ini tidak hanya berpotensi merevolusi diagnosis dan manajemen kondisi neurologis seperti epilepsi dan gangguan tidur, tetapi juga membuka pintu untuk aplikasi kesehatan konsumen sehari-hari. Bayangkan smartwatch masa depan yang tidak hanya memantau detak jantung, tetapi juga aktivitas otak dengan presisi tinggi.
Seperti yang ditunjukkan oleh perkembangan teknologi wearable, pasar sangat terbuka untuk perangkat kesehatan yang nyaman dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Elektroda 3D ini bisa menjadi jawaban untuk kebutuhan tersebut.
Dengan berbagai kemungkinan aplikasinya, mulai dari klinis hingga konsumer, elektroda hidrogel ini menandai babak baru dalam teknologi pemantauan otak. Siapa sangka solusi untuk masalah neurologis yang kompleks bisa datang dalam bentuk sederhana seperti sehelai rambut?