Jakarta – Bagi para pengguna smartphone pasti pernah memanfaatkan Google Maps. Dengan kemampuan yang terus ditingkatkan, aplikasi pemetaan buatan Google itu bisa menampilkan informasi lokasi secara detail. Namun tahukah Anda bagaimana Google bisa mendapatkan data selengkap itu?
Google Maps harus diakui merupakan aplikasi pemetaan yang memiliki fitur navigasi yang cukup lengkap, dan bisa menampilkan gambar-gambar lokasi yang detail serta akurat. Bahkan perusahaan sekelas Apple pun masih belum mampu menandingi kemampuan Google Maps.
Untuk bisa menyajikan itu semua, tentu saja Google harus bekerja keras untuk mendapatkan data-data tersebut. Dan sudah pasti, layanan ini membutuhkan masukan data yang sangat-sangat banyak agar bisa menampilkan data yang akurat dan detail.
Google mengandalkan beberapa sumber data untuk bisa menjalankan Google Maps. Seperti dari mobil-mobil Street View, pencitraan satelit, data pemerintah, dan masukan dari berbagai pengguna dari seluruh dunia.
Setelah memperoleh seluruh data tersebut, Google kemudian mengaturnya dengan menggunakan sebuah tool ciptaan mereka, yang dinamakan Atlas. Tool ini sangat dirahasikan Google, dan hanya boleh digunakan secara internal.
Namun di ajang Google I/O 2013 akhir Mei lalu, Google berbaik hati untuk mengungkap sedikit ‘rahasia dapur’ mereka, dengan menunjukan proses pembuatan Google Maps.
Dalam video berdurasi 40 menit yang direkam saat acara konferensi untuk para developer itu, Google memaparkan bagaimana proses pengolahan data menggunakan Atlas, hingga hasil akhirnya bisa Anda lihat seperti yang ada di Google Maps.
Ingin tahu bagaimana proses pengolahan data itu dilakukan? Yuk, lihat tayangan videonya dibawah ini yang telsetnews kutip dari androidpolice.com, Selasa (4/6):
