BARCELONA – Smartphone flagship terbaru Samsung yang baru diluncurkan, Galaxy S6 dan Galaxy S6 edge menjanjikan performa yang ciamik berkat sokongan prosesor Octa Core (Quad 2.1GHz + Quad 1.5Ghz) yang telah menggunakan fabrikasi 14nm dengan platform 64 bit. Lantas apa sih keistimewaannya prosesor berarsitektur 14nm?
Seperti diketahui Galaxy S6 mengusung spesifikasi layar 5.1 inch Quad HD (2560×1440) 577ppi dengan display Super AMOLED, prosesor Exynos Octa-core (Quad 2.1GHz + Quad 1.5Ghz), RAM 3GB, memori internal (32GB, 64GB,128GB), kamera utama 16MP dengan lensa F1.9 OIS, dan kamera depan 5MP, LTE Cat.6 (300/50Mbps) untuk 4G LTE-Advanced, dan sudah berjalan dengan sistem operasi Android KitKat.
Galaxy S6 menjadi smartphone pertama di dunia yang menggunakan prosesor Exynos 7420 dengan fabrikasi 14nm dan dukungan arsitektur 64 bit, serta sistem memori LPDDR4 dan UFS 2.0 flash memory. Hasilnya, kinerja Galaxy S6 bisa dipacu lebih cepat.
Saat di coba menggunakan aplikasi AnTuTu benchmark, Galaxy S6 mampu menembus point 68.896. Angka tersebut jauh di atas ponsel pesaing seperti Meizu MX4, Galaxy Note 4, OnePlus One, HTC One M8, Huawei Mate 7, Xiaomi Mi 4 dan juga Galaxy S5. Tak hanya bisa dipacu kencang, Exynos 7420 juga memiliki keistimewaan lain, yakni sangat hemat daya.
Sebelum meluncurkan Galaxy S6, Samsung telah ramai dikabarkan tak lagi menggunakan chip buatan Qualcomm, dan memutuskan memakai chip buatan sendiri Exynos 7420 untuk mengotaki Galaxy S6 yang menggunakan proses fabrikasi 14 nm. Mungkin belum banyak yang mengetahui apa itu yang dimaksudkan teknologi fabrikasi 14 nm.
Saat berbincang dengan para wartawan Indonesia di sela ajang Mobile World Congress (MWC), Senior Manager Global Product Planning Samsung, Min Seok Kang menjelaskan bahwa teknologi 14nm dapat meningkatkan efisiensi daya disaat tetap mempertahankan kinerja yang tinggi.
“Teknologi 14nm sangat efisien, pemakaian dayanya jauh lebih rendah dibandingkan prosesor dengan teknologi 20nm yang digunakan Galaxy S5,” jelas Min Seok Kang kepada sejumlah wartawan yang diundang khusus oleh Samsung Indonesia ke acara MWC 2015 di Barcelona, Spanyol (2/3/2015).
Penjelasan Kang ini senada dengan Justin Denison, VP Product Strategy and Marketing Team Samsung Amerika saat memperkenalkan Galaxy S6 dan S6 edge sehari sebelumnya di acara Samsung Unpacked 2015.
Menurut Denison, chip Exynos 7420 yang digunakan Galaxy S6 dan S6 edge lebih hemat daya hingga 20% dibandingkan prosesor yang dipakai Galaxy Note 4. Selain itu, penggunaan RAM jenis LPDDR4 disebutnya sangat membantu meningkatkan efisiensi daya.
Jika Anda merasa penjelasan dari kedua petinggi Samsung tadi terlalu ‘jelimet’ alias kurang bisa dipahami, telsetNews juga sempat berbincang dengan pakarnya Android yang juga pendiri forum Gadtorade, Lucky Sebastian, yang ikut bersama rombongan wartawan asal Indonesia.
Dijelaskan Lucky, bahwa dengan arsitektur yang lebih kecil, yakni hanya 14nm (nanometer), maka jalan yang dilewati prosesor bisa dipangkas menjadi lebih pendek, sehingga bisa maksimal kecepatannya.
“Misalnya ada orang yang ingin berpindah dari ruangan A ke ruangan B melalui jalan yang lebih pendek, maka jalannya akan lebih cepat, dibandingkan jalan yang panjang,” jelas Lucky memberikan perumpamaan sederhana.
Menurut kang Lucky, demikian kami biasa menyapanya, bahwa prosesor 14nm juga berdampak pada penghematan daya dari perangkat yang menggunakannya. Perangkat yang sama-sama menggunakan baterai berkapasitas 2.000 mAh misalnya, tapi yang satu menggunakan fabrikasi 20nm, akan lebih boros dibandingkan perangkat yang memakai teknologi 14nm.
Sebagai penikmat gadget, khususnya Android, Lucky sangat menyambut baik penggunaan teknologi 14nm yang dihadirkan Samsung pada Galaxy S6 dan S6 edge. Menurutnya ini merupakan sebuah lompatan besar bagi teknologi prosesor perangkat mobile.
“Samsung membawa era baru pada industri prosesor mobile. Saya yakin langkah Samsung ini akan segera diikuti pabrikan ponsel lain,” ujarnya menutup perbincangan. [HBS]
Komentar ditutup.