Telset.id, Jakarta  – Inggris segera memutuskan nasib Huawei terkait proyek jaringan 5G. Sejauh ini, Inggris punya sejumlah alternatif perusahaan yang siap menggantikan peran Huawei.
“Idealnya  ada lebih banyak penyedia infrastruktur mirip dengan pekerjaan yang dilakukan Huawei. Namun, Inggris sangat hati-hati dengan persoalan ini,” kata Menteri Bisnis Inggris, Andrea Leadsom.
{Baca juga: Anak Buah Trump “Hasut” Inggris Embargo Huawei}
Dikutip Telset.id dari Reuters, Kamis (23/1/2020), ia mengatakan, berbagai faktor dipertimbangkan sebelum memutuskan nasib Huawei. Selama ini, Inggris memang memakai jaringan milik Huawei.
Beberapa waktu lalu, delegasi pejabat Amerika Serikat datang ke Inggris untuk menjalankan misi khusus. Mereka mencoba meyakinkan Negeri Ratu Elizabeth untuk ikut bersama embargo Huawei.
Pemerintahan Donald Trump ingin Inggris tidak lagi menggunakan peralatan Huawei, termasuk dalam peningkatan jaringan 5G. Inggris belum memberi keputusan soal hal tersebut.
Dalam kunjungan ke Inggris guna membahas mengenai kesepakatan embargo peralatan Huawei, delegasi Amerika Serikat mengikutsertakan wakil penasihat keamanan nasional, Matt Pottinger.
{Baca juga:Â Dianggap Tidak Aman, Inggris akan Cekal Perangkat 5G Huawei}
Para menteri Inggris kemungkinan ditekan untuk mempertimbangkan tuduhan oleh Amerika Serikat dan sekutu bahwa peralatan Huawei mungkin digunakan untuk mata-mata pemerintah China.
Huawei telah berulang kali membantah bahwa peralatan buatannya digunakan oleh pemerintah China untuk memata-matai AS dan kawan-kawan. Perusahaan ini bahkan berani menjamin bahwa peralatannya aman.
{Baca juga:Â Spesifikasi dan Harga Hp Huawei Terbaru}
Seorang senator AS telah memperkenalkan regulasi baru untuk mencegah perusahaan domestik berbagi informasi intelijen dengan negara-negara yang memungkinkan Huawei mengoperasikan teknologi jaringan 5G.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, tampaknya telah menekan Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, mengenai larangan penggunaan teknologi jaringan 5G Huawei ketika bertemu di Washington, pekan lalu. [SN/HBS]
Sumber: Reuters