Telset.id – Jika Anda mengira smartphone gaming 2025 hanya soal RGB dan refresh rate tinggi, Infinix GT 30 Pro siap mengubah persepsi itu. Dijadwalkan meluncur pada 23 Mei 2025, perangkat ini bukan sekadar upgrade biasa—melainkan lompatan besar dalam ekosistem GT Verse Infinix. Dengan tagline “Gaming Beast Hype Abis with Infinix AI”, bagaimana brand asal Hong Kong ini berani menantang dominasi raksasa seperti ASUS ROG Phone atau RedMagic?
Bocoran resmi yang dirilis Infinix Indonesia mengungkap, GT 30 Pro akan menjadi varian pertama GT Series yang mengusung MediaTek Dimensity 8350 Ultimate 5G Gaming Chipset. Prosesor ini diklaim mampu menangani multitasking berat dan gaming marathon tanpa throttling. Yang lebih menarik, Infinix mengintegrasikan teknologi AI∞ (AI Infinity) untuk optimasi performa real-time berdasarkan kebiasaan pengguna—fitur yang biasanya hanya ada di laptop gaming premium.
Desain Mecha Futuristik, Bukan Sekadar Gimmick
Sergio Ticoalu, Head of Marketing Infinix Indonesia, menekankan bahwa desain “hypebeast mecha” GT 30 Pro bukan sekadar estetika. “Setiap garis dan tekstur pada bodi belakang memiliki fungsi termal pasif,” ujarnya dalam siaran pers. Desain ini dikembangkan bersama tim engineering untuk meningkatkan pendinginan saat sesi gaming panjang—solusi cerdas mengingat ketebalan smartphone gaming kerap dikorbankan untuk performa.
Fitur unggulan lain adalah All-Day Full FPS System with GT Trigger. Sistem ini menjamin frame rate stabil bahkan dalam permainan berat seperti Genshin Impact atau Call of Duty: Mobile. Dengan RAM yang bisa diekspansi hingga 24GB (menggunakan memori virtual), GT 30 Pro jelas menargetkan gamer yang juga kerap membuka aplikasi berat seperti Discord atau streaming software secara bersamaan.
Baca Juga:
AI Gaming: Bukan Sekadar Marketing Buzzword
Di tengah maraknya klaim “AI-powered” di industri smartphone, Infinix menjanjikan implementasi konkret. AI∞ pada GT 30 Pro akan mempelajari pola gaming pengguna untuk mengoptimalkan alokasi daya CPU/GPU, suhu, bahkan sensitivitas touchscreen. Misalnya, sistem akan secara otomatis meningkatkan polling rate touchscreen saat mendeteksi game FPS, atau menghemat daya saat beralih ke game casual.
Lalu bagaimana dengan harga? Meski belum diumumkan, analisis Telset.id terhadap produk sebelumnya seperti Infinix Hot 50i menunjukkan brand ini konsisten menawarkan spesifikasi premium di kisaran menengah. Jika strategi ini diteruskan, GT 30 Pro bisa menjadi ancaman serius bagi dominasi Xiaomi Black Shark atau realme GT Series.
Peluncuran 23 Mei nanti juga akan memperkenalkan “GT Verse”—ekosistem gaming baru Infinix yang kemungkinan terintegrasi dengan Infinix XPad GT sebagai second screen. Dengan langkah ini, Infinix tak hanya menjual hardware, tapi membangun komunitas gamer yang loyal. Pertanyaannya: siapkah pasar Indonesia menerima smartphone gaming dengan pendekatan holistik seperti ini?