Indonesia Jadi Topik Bahasan di Google I/O

Indonesia di Google IO
Kondisi Internet di Indonesia menjadi topik bahasan di event konferensi Google I/O

JAKARTA – Nama Indonesia disebut-sebut bersama sejumlah negara berkembang lainnya dalam konferensi Google I/O yang berlangsung Kamis (28/5/2015) kemarin. Sayangnya, Indonesia dijadikan contoh sebagai negara “fakir Internet”, alias negara yang bermasalah dengan koneksi yang lambat atau tidak merata.

Dalam ajang tahunan tersebut, salah satu tema besar yang dipilih adalah soal optimalisasi layanan-layanan Google di negara berkembang, di mana pengguna internet mobile seringkali bermasalah dengan koneksi yang lamban atau tidak merata.

“Padahal akses terhadap informasi di Internet bisa membantu meningkatkan kualitas hidup orang-orang,” kata Vice President of Engineering and Product Management Google, Jen Fitzpatrick, saat berbicara di acara Google I/O.

Melihat kondisi tersebut, Google telah berinisiatif menggelar sejumlah upaya untuk memperlancar penggunaan layanan-layanan Google yang berbasis Internet di negara-negara berkembang.

Indonesia disebutkan menjadi lokasi pertama untuk menerapkan fitur lite search pada Oktober tahun lalu, dimana fitur ini bisa mempercepat loading laman hasil search.

Selanjutnya akan dilakukan transcoding laman Internet melalui teknologi Search Google pada Mei 2015. Hal ini akan meningkatkan kecepatan loading laman-laman web saat diakses melalui laman hasil search.

Menurut Fitzpatrick, proses ini bisa mempercepat proses loading laman web di ponsel 2G yang masih banyak digunakan di Indonesia. “Kami sedang melakukan optimalisasi laman web untuk koneksi lambat, dimulai dari Indonesia,” ujar Fitzpatrick.

Optimalisasi ini diklaim akan meningkatkan kecepatan hingga 4 kali lipat, sementara jumlah data yang diperlukan untuk membuka laman web berkurang sebanyak 80 persen, sehingga lebih menghemat kuota data.

Selain itu, keuntungan lain yang bisa diperoleh adalah kebutuhan memori untuk membuka browser Chrome di ponsel akan ikut mengecil sebanyak 80 MB. Hal ini akan membantu meningkatkan kinerja perangkat Android low-end yang hanya memiliki RAM sebesar 512 MB.

Fitzpatrick juga mengungkapkan, bahwa selain Search ada beberapa layanan lain dari Google yang akan dimasukan dalam proyek ini, seperti Chrome, YouTube, dan Maps juga akan mendapat fitur “offline”, agar bisa digunakan meski perangkat mobile sedang tak mendapat sambungan data internet.

Konsep offline yang dibuat Google ini dimaksudkan perangkat dapat menyimpan konten (laman web untuk Chrome, video untuk YouTube, dan data peta untuk Maps) ketika sedang online, untuk kemudian diakses kembali saat perangkat offline.[HBS]

SourceYouTube

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI