Il Foglio AI: Surat Kabar Pertama di Dunia yang Sepenuhnya Dibuat oleh AI

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Dalam langkah revolusioner di dunia jurnalisme, surat kabar Italia Il Foglio telah meluncurkan edisi khusus yang sepenuhnya dibuat menggunakan kecerdasan buatan (AI). Edisi ini, yang diberi nama Il Foglio AI, menandai pertama kalinya sebuah surat kabar harian di dunia diproduksi tanpa campur tangan langsung dari jurnalis manusia. Menurut laporan dari The Guardian, inisiatif ini dipimpin oleh Claudio Cerasa, editor Il Foglio, yang menyebut eksperimen ini sebagai uji coba untuk melihat bagaimana AI dapat bekerja “dalam praktik” di ruang redaksi.

Bagaimana AI Membuat Surat Kabar?

Edisi Il Foglio AI terdiri dari empat halaman yang disisipkan dalam edisi harian surat kabar tersebut pada hari Selasa. Semua konten, mulai dari penulisan artikel, judul, kutipan, hingga ringkasan, dihasilkan oleh AI. Bahkan, AI juga diklaim mampu menyisipkan sentuhan ironi dalam tulisannya. Jurnalis manusia hanya bertugas mengajukan pertanyaan kepada chatbot dan memeriksa jawaban yang dihasilkan sebelum memasukkannya ke dalam edisi.

Claudio Cerasa menjelaskan bahwa proyek ini bukan hanya tentang mengeksplorasi kemampuan teknologi, tetapi juga memaksa jurnalis untuk mempertanyakan masa depan jurnalistik. “Ini akan menjadi surat kabar harian pertama di dunia yang sepenuhnya dibuat menggunakan kecerdasan buatan,” ujarnya. “Untuk semuanya. Untuk penulisan, judul, kutipan, ringkasan. Dan terkadang, bahkan untuk ironi.”

Eksperimen AI di Ruang Redaksi

Meskipun inisiatif ini menarik perhatian, penggunaan AI dalam jurnalisme bukan tanpa tantangan. Sebelumnya, beberapa media telah mencoba menggunakan AI untuk menghasilkan konten, tetapi hasilnya sering kali mengecewakan. Misalnya, pada tahun 2023, CNET dikritik karena mempublikasikan artikel nasihat keuangan yang dibuat oleh AI, yang ternyata mengandung banyak ketidakakuratan. Demikian pula, Los Angeles Times menarik alat AI mereka yang disebut “Insights” setelah diketahui alat tersebut meremehkan kelompok rasis Ku Klux Klan (KKK).

AI generatif memang mampu menghasilkan teks yang terlihat jelas dan otoritatif, tetapi sistem ini pada dasarnya adalah versi canggih dari autocomplete. Chatbot sering kali membuat informasi yang tidak akurat atau bahkan mengarang fakta. Meskipun ada upaya untuk meningkatkan proses “berpikir” chatbot, masalah inti tetap ada: AI tidak dapat menghasilkan informasi yang benar-benar baru atau orisinal.

Dampak AI pada Jurnalisme

Penggunaan AI dalam jurnalisme menimbulkan kekhawatiran di kalangan jurnalis, terutama terkait potensi pengurangan tenaga kerja. Banyak organisasi berita yang mulai memanfaatkan AI untuk tugas-tugas tertentu, seperti merangkum artikel. Misalnya, The Washington Post dan Bloomberg menggunakan AI untuk menyediakan ringkasan berita. Sementara itu, Patch, situs berita hiperlokal yang sebelumnya dimiliki oleh AOL, kini sepenuhnya mengandalkan AI untuk mencari berita bagi edisi lokal mereka.

Namun, jurnalisme “asli” yang melibatkan peliputan langsung, wawancara, dan investigasi masih memerlukan sentuhan manusia. AI hanya dapat menghasilkan teks baru berdasarkan materi yang sudah ada di internet, sementara jurnalisme orisinal membutuhkan penemuan informasi yang benar-benar baru.

Masa Depan Jurnalisme dan AI

Meskipun ada kekhawatiran, banyak organisasi berita yang terus bereksperimen dengan AI. Beberapa serikat jurnalis telah mengajukan petisi untuk memasukkan klausul yang mencegah penggunaan AI dalam produksi berita. Namun, dengan biaya tenaga kerja yang tinggi, tidak sulit membayangkan lebih banyak media yang akan memanfaatkan AI di masa depan.

Claudio Cerasa mengakui bahwa proyek Il Foglio AI adalah eksperimen yang bertujuan untuk memahami batasan dan potensi AI dalam jurnalisme. “Kita harus berhati-hati agar tidak merusak kredibilitas media di mata publik,” katanya. “Tapi kita juga tidak bisa mengabaikan kemajuan teknologi ini.”

Ke depan, penggunaan AI dalam jurnalisme mungkin akan semakin meluas. Namun, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara bertanggung jawab dan tidak mengorbankan integritas berita. Seperti yang dikatakan Cerasa, “Suatu hari nanti, kita mungkin akan melihat artikel berita AI yang mengutip informasi dari artikel AI lainnya, sampai kita tidak bisa lagi melacak sumber aslinya.”

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI