Humor Tajam Serang Elon Musk dan Mark Zuckerberg di Silicon Valley

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Jika Anda mengira humor hanya sekadar hiburan ringan, pikirkan lagi. Sejarah membuktikan bahwa lelucon bisa menjadi senjata tajam yang mampu melucuti kesombongan para penguasa. Baru-baru ini, Silicon Valley menjadi panggung aksi komedi yang menyasar dua raksasa teknologi: Elon Musk dan Mark Zuckerberg.

Suara sintetis yang meniru Musk dan Zuckerberg tiba-tiba terdengar dari speaker penyeberangan jalan di Palo Alto, Redwood City, dan Menlo Park. Rekaman tersebut dengan cepat viral di TikTok dan X, mengumpulkan ratusan ribu likes dan views. Lelucon ini bukan sekadar candaan biasa—ia menusuk tepat ke jantung citra publik kedua miliarder tersebut.

Serangan Satir yang Mengena

Suara tiruan Elon Musk dengan sinis menyindir obsesinya terhadap kekayaan dan pengakuan. “Hai, ini Elon Musk,” begitulah suara itu memulai. “Selamat datang di Palo Alto, rumah Tesla Engineering. Mereka bilang uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Dan… ya… mungkin itu benar. Tapi uang bisa membeli Cybertruck, dan itu keren, kan? …Kan?? Sial, aku sangat kesepian.”

Sementara itu, suara palsu Mark Zuckerberg tidak kalah pedas. “Hai, ini Mark Zuckerberg, tapi yang kenal baik panggil aku Zuck,” ujarnya. “Wajar jika Anda merasa tidak nyaman saat kami memaksakan AI ke setiap aspek hidup Anda. Tapi tenang saja—Anda tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikannya. Sampai jumpa!”

Reaksi Publik dan Penghapusan

Video-video ini dengan cepat menyebar di media sosial, memicu gelak tawa sekaligus diskusi tentang kekuasaan Big Tech. Palo Alto Online melaporkan bahwa rekaman tersebut telah dihapus dari sistem penyeberangan jalan mulai Sabtu lalu. Namun, dampaknya masih terasa—terutama karena sindiran ini menyentuh isu-isu nyata, mulai dari kecanduan teknologi hingga krisis identitas para miliarder.

Dalam satu rekaman lain, suara Elon Musk bahkan secara kontroversial bercanda tentang kanker: “Orang bilang kanker itu buruk, tapi pernahkah kamu mencoba menjadi kanker? Itu sangat menyenangkan.” Sementara Zuckerberg dengan dingin membanggakan pencapaian Meta dalam “merusak demokrasi” dan “mengisi otak nenek-kakek dengan sampah AI.”

Mengapa Humor Begitu Efektif?

Sejak zaman Yunani Kuno hingga era Jon Stewart, satire selalu menjadi alat kritik sosial yang ampuh. Lelucon yang baik bukan hanya membuat orang tertawa—ia memaksa mereka untuk melihat kebenaran yang tidak nyaman. Dalam kasus ini, hacker anonim berhasil menggunakan humor untuk mengekspos keangkuhan dan ketidakpedulian para pemimpin teknologi.

Pertanyaannya sekarang: apakah ini sekadar lelucon, atau peringatan tentang bahaya kekuasaan yang terlalu terkonsentrasi di tangan segelintir orang? Satu hal yang pasti—di era di mana uang dan teknologi sering kali berbicara lebih lantang daripada suara rakyat, humor mungkin menjadi senjata terakhir yang tersisa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI