Huawei Investasi Rp 28 Triliun agar “Tak Dicekal” AS

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Huawei belakangan menjadi sorotan publik karena perseteruannya dengan pemerintah Amerika Serikat (AS), terkait tuduhan bahwa peralatan buatannya memiliki keamanan yang lemah. Untuk itu, Huawei investasi sebesar USD 2 miliar atau Rp 28 triliun untuk lima tahun ke depan dalam upaya tingkatkan cybersecurity di perangkatnya.

Di hadapan puluhan jurnalis, Huawei mengatakan bahwa anggaran tersebut dikhususkan untuk meningkatkan fasilitas laboratorium dan menambah sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Dilansir Telset.id dari phoneArena, Kamis (20/12/2018), investasi itu juga bertujuan untuk menghindari bertambahnya larangan penggunaan produk buatannya oleh AS dan negara-negara lain, khususnya pada pasar perusahaan jaringan telekomunikasi.

{Baca juga: CFO Huawei Akhirnya Bebas Bersyarat}

Beberapa bulan lalu, Huawei menjadi sorotan utama berbagai media besar karena dikenai sanksi larangan penggunaan peralatan besutannya. Bahkan CFO Huawei, Meng Wanzhou ditahan di Kanada akibat imbas kasus tersebut.

Hubungan Huawei dengan AS dalam beberapa bulan belakangan memang semakin memburuk, sejak Negeri Paman Sam tersebut menghimbau negara-negara sekutu untuk menghindari produk buatan Huawei.

Akibat himbauan tersebut, Deutsche Telekom dan SoftBank menyetop penggunaan peralatan Huawei pada proyek-proyeknya mulai tahun ini dan selanjutnya. Belum diketahui apakah AS dan sekutunya akan berubah pikiran setelah Huawei meningkatkan keamanan jaringan mereka dengan alokasi anggaran yang cukup besar.

{Baca juga: Ketimbang Huawei, Softbank Lebih Pilih Nokia dan Ericsson}

Sebelumnya, SoftBank Group Corp berencana mengganti peralatan jaringan 4G dari Huawei dengan perangkat keras buatan Nokia dan Ericsson. Langkah itu dilakukan lantaran pengawasan ketat perusahaan teknologi China oleh Amerika Serikat dan beberapa negara sekutu.

Disebut-sebut, upaya SoftBank tersebut merupakan aksi pencegahan lantaran timbul kekhawatiran bahwa teknologi buatan Huawei dapat digunakan oleh Beijing untuk keperluan mata-mata. SoftBank, perusahaan telekomunikasi terbesar ketiga di Jepang, juga memilih memesan peralatan untuk jaringan 5G dari dua pemasok Eropa ketimbang Huawei.

{Baca juga: Jepang Ikut Larang Pengadaan Barang Huawei dan ZTE}

Namun, juru bicara SoftBank mengatakan bahwa laporan itu hanya berdasarkan spekulasi. Sebab, tidak ada keputusan yang dibuat perusahaan. (WS/FHP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI