Telset.id, Jakarta – Huawei kabarnya akan melakukan PHK karyawan di Australia di tengah ketegangan hubungan antara China dan pemerintah Negeri Kangguru.
Pada 2018, Australia melarang Huawei memasok peralatan untuk jaringan seluler 5G dengan alasan risiko keamanan nasional. Tudingan tersebut kemudian dikritik oleh Huawei karena sarat muatan politik.
“Sederhananya, larangan 5G telah merugikan 1.000 pekerjaan berteknologi tinggi dan bergaji tinggi,” kata Jeremy Mitchell, kepala urusan perusahaan Huawei untuk Australia, melalui email.
“Kami telah melakukan pemangkasan (PHK karyawan Huawei di Australia) besar-besaran dari 1.200 staf menjadi kurang dari 200 staf. Tahun depan, jumlah staf bakal berkurang lagi,” imbuhnya, dikutip Telset.id dari Reuters, Rabu (23/9/2020).
{Baca juga: Seperti Ini Logo Baru HarmonyOS, Keren Gak?}
Perusahaan telah menghentikan investasi penelitian dan pengembangan senilai USD 72,3 juta di Australia sejak larangan 5G. Bulan lalu, mereka juga akan mengakhiri sponsor untuk klub liga rugby Australia.
Hubungan diplomatik antara Australia dan China memburuk pada tahun ini. Semua berawal ketika Australia menyerukan penyelidikan internasional independen terhadap sumber pandemi virus corona.
Beijing marah dengan langkah tersebut dan memblokir impor daging sapi Australia serta memberlakukan tarif dumping. Beijing juga melakukan penyelidikan anti-dumping terhadap anggur Australia.
Pertikaian antara Huawei dan Australia bermula pada 2018 silam, tepatnya pada sekitar pertengahan tahun. Kebijakan Amerika Serikat (AS) yang mencekal perusahaan-perusahaan China merembet pada “negara sekutunya”, salah satunya Australia.
Australia mengeluarkan larangan pada perusahaan asal China tersebut untuk memasok jaringan broadband 5G di sana. Alasan utama Australia membuat aturan tersebut karena khawatir Huawei akan mengakses data-data rahasia pemerintah.
Kekhawatiran Australia ini berdasar pada informasi yang menyebut bahwa negara-negara pemerintahan komunisme berpotensi meminta kepada Huawei untuk bekerja sama dengan badan intelijen guna memata-matai.
{Baca juga: Australia akan Larang Huawei Pasok Jaringan 5G}
Karena itulah badan intelijen Australia khawatir ketergantungan operator (Australia) terhadap Huawei akan menjadi pintu masuk bagi pemerintah China untuk mengumpulkan data negara-negara lain, termasuk Australia.
Asal tahu saja, peraturan di China mewajibkan organisasi dan warga untuk membantu dan bekerja sama dengan badan intelijen negara. Mereka (warga China) harus membantu memberikan informasi intelijen.
Namun kecurigaan itu langsung dibantah oleh Kepala Huawei di sana, John Lord. Dia mengatakan, bahwa undang-undang yang berlaku di Beijing tidak berlaku untuk operasi di luar China. Jadi, ia berujar, Australia tak perlu khawatir. (SN/MF)
Simak Video Terbaru “REALME 7i UNBOXING: GEDE SEMUA.. !!”