Heboh! Aplikasi Resmi PM India Salah gunakan Data Pribadi

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Kehebohan terjadi di India. Masih seputar penyalahgunaan data pribadi. Betapa tidak, ada tuduhan aplikasi mobile resmi Perdana Menteri India, Narendra Modi mengirim data pengguna pribadi ke pihak ketiga tanpa persetujuan mereka.

Ini menyebabkan kemarahan di media sosial di India dan mengundang kecaman dari pemimpin partai Kongres oposisi pada Minggu ini, seperti dilansir halaman channelnewsasia, Senin (26/3/2018).

Partai Bharatiya Janata, partai yang berkuasa pimpinan Modi, membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa data tersebut hanya digunakan untuk analisis guna menawarkan konten paling kontekstual ke semua penggunanya.

[ Baca Juga : Ingin Facebook-an Tanpa Berbagi Data Sensitif? Begini Caranya ]

Kehebohan ini dipicu kicauan seorang peneliti keamanan, yang sebelumnya telah menyoroti beberapa kerentanan dalam proyek kartu identitas nasional India dan berkicau dengan nama samaran Elliot Alderson. Akhir pekan ini ia memposting tweet yang menyatakan aplikasi itu mengirim data pengguna pribadi ke domain pihak ketiga.
Ternyata, setelah dilacak, data tersebut mengarah ke perusahaan di AS.

Kicauan yang muncul di tengah kontroversi Facebook-Cambridge Analytica itupun memicu keributan di media sosial negara berpenduduk paling banyak kedua dunia itu.

“Hai! Nama saya Narendra Modi. Saya Perdana Menteri India. Ketika Anda mendaftar untuk Aplikasi resmi saya, saya memberikan semua data Anda kepada teman-teman saya di perusahaan-perusahaan Amerika,” tulis Ketua Partai Kongres Chief Rahul Gandhi, yang merupakan partai oposisi, dalam pesan Twitter pekan ini.

BJP dengan cepat menanggapi kicauan di Twitter, dengan mengatakan Gandhi berusaha mengalihkan perhatian. BJP menuduh Kongres melibatkan Cambridge Analytica di India, yang pastinya ditolak partai oposisi.

Alderson, yang awalnya menunjukkan bahwa aplikasi Narendra Modi sedang berbagi data dengan pihak ketiga tanpa persetujuan pengguna, sebelumnya pada Minggu memposting tweet baru yang mengatakan bahwa aplikasi itu diam-diam memperbarui kebijakan privasinya setelah tweet sebelumnya.

Hingga berita ini ditulis, tidak ada verifikasi resmi dari klaim Alderson. Perdana Menteri Modi juga belum berkomentar tentang masalah ini.

BJP mengatakan aplikasi tersebut memungkinkan pengguna mengakses bahkan dalam mode tamu, yang tidak mengharuskan mereka memberikan izin. [WS/IF]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI