Telset.id, Jakarta – Usai melakukan penelitian terhadap setengah juta e-mail yang dikirimkan antara Januari dan Juni 2018, para peneliti di FireEye menemukan bahwa 1 dari 101 e-mail merupakan e-mail yang berbahaya.
Dilansir dari Digitaltrends, Minggu (16/09/2018), e-mail tersebut biasanya memiliki tautan untuk mendorong pengguna mengunduh malware ke komputer. Selain itu, e-mail yang dirancang para hacker ini digunakan untuk menipu pengguna agar mau memberikan informasi pribadi mereka.
Para peneliti di FireEye juga menemukan fakta bahwa 10 persen dari seluruh e-mail yang dikirimkan per harinya merupakan e-mail yang mengandung virus, worm, ransomware, trojan, spyware, serta adware. Semua e-mail tersebut masuk dalam kategori malware.
Baca Juga: Hati-hati! Sering Gunakan Smartphone Bisa Bikin Pikun
Sementara 90 persen sisanya, berusaha tipu pengguna smartphone dan lainnya menggunakan teknik sosial, seperti spear phishing dan berpura-pura sebagai seseorang yang dikenal. Jumlah penipuan menggunakan e-mail terhitung naik 65 persen dari tahun lalu.
Perubahan strategi itu didorong oleh tingginya adopsi perangkat mobile. Sebab, kebanyakan orang memeriksa e-mail via smartphone, sehingga sulit bagi hacker untuk mengirimkan virus.
Baca Juga: Sinyal Wi-Fi Ternyata Bisa Deteksi Bom dan Senjata
Para peneliti juga menyebut bahwa lebih mudah bagi para hacker untuk menipu korban. Hacker membuat korban berpikir sedang berkomunikasi dengan orang yang dikenal melalui skema penipuan bernama CEO fraud dan spear phishing.
Menggunakan teknik sosial, hacker cukup meyakinkan calon korban bahwa mereka sedang berkomunikasi dengan orang yang bisa dipercaya. Hacker juga memperkuat “teknik penipuannya” dengan menampilkan nama lengkap orang terkenal pada e-mail yang dikirim. (BA/FHP)