Hari Lebih Lama Sedetik pada 30 Juni 2015, Kenapa?

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Detik KabisatJAKARTA – Selama ini orang hanya familiar dengan istilah tahun kabisat. Tapi selain tahun kabisat, sebenarnya dunia mengenal yang namanya “detik kabisat”. Apa yang dimaksud detik kabisat?

Detik kabisat tidak ada hubungannya dengan tahun kabisat. Detik kabisat adalah penyisipan satu detik ke dalam kalender. Satu detik disisipkan dengan maksud agar standar waktu yang disiarkan kepada masyarakat umum dipertahankan supaya selalu cocok dengan nilai waktu matahari rata-rata.

Dengan penambahan satu detik di saat detik kabisat tanggal 30 Juni nanti, maka satu hari akan ada lebih dari 24 jam, tepatnya 24 jam 1 detik. Satu detik itu biasanya ditambahkan setelah pukul 23:59:59 agar waktu di Bumi sama persis dengan jam atom.

Detik kabisat diperlukan untuk memelihara standar waktu supaya cocok dengan kalender sipil, yang berdasarkan dengan pengamatan astronomi. Penyiaran standar waktu sipil kepada masyarakat adalah berdasarkan Waktu Universal Terkoordinasi/ Coordinated Universal Time (UTC), yang dikontrol oleh jam atom.

Sebagai informasi, jam atom adalah pengukur waktu yang menggunakan standar frekuensi resonansi atom sebagai penghitungnya yang memiliki keakuratan tinggi. Jam atom dipakai untuk perhitungan waktu teknologi canggih, seperti radio dan internet. Jam ini menjadi pengukur waktu harian Bumi kedua setelah rotasi Bumi itu sendiri.

Rotasi Bumi sendiri diukur oleh International Earth Rotation System (IERS). IERS bertanggung jawab untuk mengukur rotasi Bumi dan menentukan apakah sebuah detik kabisat diperlukan. Pengumuman mereka dilakukan di buletin C, biasanya diterbitkan setiap enam bulan.

Mengapa detik kabisat diperlukan? Alasannya utama perlu menyisipkan detik kabisat adalah karena putaran bumi di sumbunya semakin melambat. Hari matahari sebenarnya semakin bertambah panjang sebanyak 1.7 milisekon setiap abad.

Penyebab Bumi semakin melambat karena banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor alam, seperti gaya tarik planet (termasuk Bulan dan Matahari), pergerakan lempeng Bumi, gempa, gunung meletus, dan melelehnya es kutub.

Perhitungan detik berdasarkan sistem satuan internasional yang dihitung dengan standard waktu atom telah didefinisikan sedemikian rupa sehingga panjangnya tidak sama dengan detik nominal yang berjumlah 1/86400 dari hari matahari di suatu saat di dalam abad ke 19.

Sejak saat itu, panjangnya hari matahari secara perlahan-lahan terus bertambah. Sehingga ukuran waktu yang dihitung dari putaran Bumi telah mengumpulkan keterlambatan (delay) jika dibandingkan dengan waktu standard jam atom. Keterlambatan hingga mendekati jumlah satu detik.

“Singkatnya, perputaran Bumi semakin lambat. Sehingga di hari itu (30 Juni) tidak lagi mempunyai 86.400 detik, tetapi 86.401 detik,” jelas Nick Stamatakos, ilmuwan dari US Naval Observatory, Januari lalu, pada The Telegraph.[HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI