Telset.id, Jakarta – Dibalik nilai transaksi yang besar yakni Rp 3,3 triliun dalam waktu tiga hari, dan perolehan positif lainnya, ternyata gelaran Hari Belanja Nasional (Harbolnas) 2016 dinodai oleh maraknya diskon palsu untuk menarik minat konsumen yang tidak hati-hati. Lantas bagaimana menurut panitia Harbolnas 2016?
“Panitia Harbolnas hanya gabungan dari para pelaku ecommerce saja. Jadi kami sebenarnya kembalikan (masalah ini) ke masing-masing ecommerce yang bersangkutan. Mereka yang dapat memberikan sanksi pada penjual yang kedapatan menaikkan harga yang tidak wajar,” jelas Miranda Suwanto, Ketua Panitia Harbolnas 2016 dalam acara di D.LAB by SMDV, Jakarta, Senin (19/12/2016).
[Baca juga: Tak Mencapai Target, Harbolnas 2016 Tembus Rp 3,3 Triliun]
Menurutnya, sebenarnya hal ini harus bisa diatasi atau disikapi oleh konsumen sendiri dengan lebih cermat atau hati-hati ketika melihat diskon yang ada di ecommerce yang mereka kunjungi.
“Kalau masalah diskon, kami hanya mengimbau pada peserta (ecommerce) untuk memberi pelayanan yang baik. Kami kan kumpulan dari berbagai ecommerce, jadi tidak punya kekuatan hukum dan tidak bisa memberikan sanksi,” tambah wanita yang juga menjabat sebagai SVP Strategic Partnership & Business Development Lazada.
[Baca juga: Harbolnas Belum Terlalu “Menggoda” Minat Konsumen]
Sementara itu, menurut Gunardi Minah, CEO Lion Parcel menyatakan bahwa sebenarnya menaikkan harga pada suatu produk sebelum memberikan diskon adalah hal yang wajar, bahkan sering dilakukan pada toko-toko biasa.
Biasanya, strategi ini bisa ditemukan pada barang-barang aksesori. Ia juga menambahkan jika konsumen tidak hati-hati, maka mereka pun akan tergiur dengan diskon seperti ini. (FHP/HBS)