Telset.id – Bayangkan Anda sedang asyik bermain game favorit, tiba-tiba muncul pop-up yang sulit ditutup atau tawaran paket eksklusif dengan waktu terbatas. Tanpa sadar, Anda mengkliknya—dan uang pun terkuras. Inilah realitas yang dihadapi hampir separuh gamer Australia, menurut penelitian terbaru Monash University dan Consumer Policy Research Centre (CPRC).
Studi bertajuk “Playing the Player: Unfair digital gaming practices and their impact on Australians” mengungkap fakta mengejutkan: 46% pemain mengalami kerugian finansial akibat desain game yang dirancang untuk memanipulasi. “Industri game semakin mengandalkan praktik eksploitatif yang mengutamakan profit ketimbang kesejahteraan pemain,” tegas CEO CPRC Erin Turner.
Desain Gelap yang Menguras Kantong
Survei terhadap 800 gamer Australia ini mengidentifikasi sejumlah taktik manipulatif yang jamak ditemui:
- Loot boxes dan battle passes – Mekanisme mirip judi yang memicu pembelian impulsif.
- Mata uang berlapis – Mengaburkan nilai riil transaksi dengan sistem konversi rumit.
- Teknik “pay to win” – Memaksa pemain beli item premium untuk bersaing.
- Target pada anak – Iklan tidak sesuai usia atau pembelian satu klik dalam game anak-anak.
Yang lebih mengkhawatirkan, 42% korban tidak melapor meski sudah kehilangan uang. “Banyak pemain merasa tak berdaya atau tidak tahu harus mengadu ke mana,” tambah Turner.
Dampak Lebih Luas dari Monetisasi Eksploitatif
Dr. Robbie Fordyce, dosen senior Monash University, menjelaskan bahwa praktik ini tidak hanya merugikan secara finansial. “Strategi monetisasi berbahaya telah merusak pengalaman bermain dan menciptakan lingkungan game yang toksik,” ujarnya.
Data penelitian menunjukkan:
- 95% gamer pernah menjumpai “dark patterns” dalam setahun terakhir.
- 58% menghadapi lebih dari 10 jenis manipulasi berbeda.
- 83% merasakan dampak negatif, mulai dari stres hingga kecanduan.
Associate Professor Brady Robards dari Monash menambahkan, “Pola desain gelap ini sengaja membingungkan dan memanipulasi—bukan hanya di game, tapi juga di platform e-commerce hingga media sosial.”
Prospek Regulasi di Australia
Laporan ini muncul di saat Australia mempertimbangkan larangan terhadap praktik bisnis tidak adil. Reformasi ini bisa menjadi terobosan penting, terutama jika dibarengi dengan penguatan perlindungan data konsumen.
Bagi Anda para gamer, waspadalah terhadap janji-janji dalam game. Seperti kata pepatah lama: “Jika sesuatu terlihat terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, mungkin memang begitu.”