Google Terapkan Kebijakan Diskriminatif, Benarkah?

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta  – Mantan eksekutif Wall Street rela pindah ke Google hanya demi ratusan ribu dolar Amerika Serikat. Namun, ia kemudian kalah dalam persaingan mendapatkan jabatan dari seorang karyawan kurang berkualitas. Alhasil, Google dihantam isu menerapkan kebijakan diskriminatif.

Ulku Rowe, yang memiliki pengalaman 22 tahun di bidang jasa keuangan, termasuk sebagai direktur pelaksana di JPMorgan Chase, bergabung dengan Google pada Mei 2017 lalu. Tapi, ia lantas merasa  Google telah menipunya. Kenapa?

{Baca juga: Google Ketahuan Lacak Informasi Pengguna Lewat Web Tersembunyi}

Berdasarkan gugatan federal, Rowe, yang dipekerjakan di divisi platform Cloud, punya pengalaman mumpuni untuk menduduki posisi direktur level 9. Faktanya, ia ditempatkan di level 8 dengan gaji ratusan ribu dolar AS lebih sedikit.

Pada saat bersamaan, Google diduga merekrut beberapa karyawan laki-laki berpengalaman sepadan, bahkan kurang dari level 9. Namun, kualitas mereka kalah dari Rowe, yang bergelar MS ilmu komputer dan BS teknik komputer.

Menurut New York Post, seperti dikutip Telset.id, Kamis (19/9/2019), keluhan Rowe ke departemen sumber daya manusia Google diabaikan. Sesuai isi gugatan, ia justru diberi beberapa opsi yang sebenarnya berupa penurunan pangkat.

Pada 2017, Google juga dihantam gugatan dari lebih 8.000 karyawan wanita. Mereka berpendapat bahwa raksasa Silicon Valley tersebut secara sistematis menggaji wanita lebih sedikit daripada pria. Google telah membantah tuduhan itu.

{Baca juga: Rusia Protes Facebook dan Google Tayangkan Iklan Politik}

November 2018, lebih dari 20.000 karyawan Google di seluruh dunia melakukan mogok kerjasebagai protes atas kebiasaan perusahaan memberikan paket pesangon yang menarik bagi para eksekutif pria yang terlibat pelanggaran seksual. [SN/HBS]

Sumber: NY Post

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI