Telset.id, Jakarta – Ada kekhawatiran ketika teknologi AI atau kecerdasan buatan mulai berkembang dan dipergunakan untuk banyak hal. Salah satunya adalah bahwa ini mungkin saja mencederai atau melukai orang. Namun demikian, Google menegaskan bahwa hal ini tidak akan terjadi.
Dalam sebuah mengumumkan yang dibuatnya Kamis kemarin, raksasa teknologi itu mengatakan bahwa mereka tidak akan menggunakan kecerdasan buatan untuk senjata atau hal lainnya yang dapat “menyebabkan atau secara langsung memfasilitasi cedera bagi orang-orang.”
Kendati demikian, seperti disampaikan Chief executive Sundar Pichai lewat postingan blog, itu tidak lantas membuat Google berhenti bekerjasama dengan pemerintah dan militer di banyak bidang lain, termasuk keamanan dunia maya, pelatihan, dan pencarian serta penyelamatan.
Berita ini datang setelah Google mendapat tekanan dari karyawan dan orang lain atas kontrak dengan militer AS, yang disebut raksasa teknologi itu tidak akan diperbarui.
Pichai menetapkan tujuh prinsip untuk aplikasi kecerdasan buatan Google, atau komputasi canggih yang dapat mensimulasikan perilaku manusia yang cerdas. Dia mengatakan, Google menggunakan AI “untuk membantu orang-orang mengatasi masalah yang mendesak” seperti prediksi kebakaran hutan, membantu petani, mendiagnosis penyakit atau mencegah kebutaan.
“Kami mengakui bahwa teknologi canggih seperti itu menimbulkan pertanyaan yang sama kuatnya tentang penggunaannya,” kata Pichai di blog.
“Bagaimana AI dikembangkan dan digunakan akan memiliki dampak yang signifikan pada masyarakat selama bertahun-tahun yang akan datang. Sebagai pemimpin dalam AI, kami merasakan tanggung jawab yang mendalam untuk mendapatkan hak ini.”
Lebih jauh Pichai mengatakan program AI Google akan dirancang untuk aplikasi yang “bermanfaat secara sosial” dan “menghindari menciptakan atau memperkuat bias yang tidak adil.”
“Google akan menghindari penggunaan teknologi apa pun yang menyebabkan atau cenderung menyebabkan kerusakan,” pungkas Pichai seperti dilaporkan Phys.
