JAKARTA – Browser open source dari WhiteHat Security, Aviator, menjadi fokus kritik keamanan oleh Google. Menurut raksasa mesin pencarian itu, browser Aviator memiliki remote code execution yang rentan atas sejumlah serangan bug.
Pada Kamis pekan lalu, WhiteHat Security merilis Aviator Browser ke komunitas open source. Browser ini tersedia untuk pengguna Windows dan Mac. Menariknya, browser ini diklaim sebagai Web private browser paling aman, ketika browser terbesar (Google) tidak memberikan keamanan yang cukup pada informasi sensitif penggunanya.
Merasa tersentil, Google yang merasa tersinggung melakukan aksi balasan dengan mengungkapkan beberapa hal berbahaya dan kerentanan web browser Aviatar hanya dalam beberapa jam setelah web browser itu diluncurkan.
Menurut Google, seperti dikutip telsetNews dari ZDnet, Selasa (13/1/2015), browser sempalan yang dibangun berbasis kode Chromium ini memiliki remote code execution yang rentan atas sejumlah serangan bug.
Tak cukup sampai disitu, lewat blog Google, pegawai keamanan Google, Justin Schuh, mengkritisi tagline WhiteHat Aviator sebagai browser paling aman. Menurut dia, keamanan web browser tersebut jauh di bawah standar Google Chrome.
“Sebaiknya tidak menggunakan WhiteHat Aviator browser jika Anda concern dengan keamanan dan privasi,” tulis Justin Schuh di blog Google pada 9 Januari 2015 lalu
Menurutnya, keamanan Google Chrome saat ini melibatkan 30 staf, sementara untuk privasi ada back up team hingga lusinan staf. Semuanya memerlukan kerja panjang untuk memberikan keamanan bagi Google Chrome.
Sementara itu, tim WhiteHat langsung memberikan respon atas klaim Google tersebut. Dalam rilis mereka, WhiteHat menyatakan tidak pernah mengklaim akan secepat browser Google untuk melakukan update.
Lagipula sebagai perusahaan kecil, mereka masih jauh tertinggal dengan Google. Mereka juga mengakui masih ada bug di kode browser, tapi walaupun Aviator tidak se-elegan Chrome, bug tersebut masih bisa diperbaharui.[AI/HBS]