Telset.id – Masih pakai ponsel Android lawas untuk transaksi perbankan? Kabar terbaru dari Google mungkin akan membuat Anda berpikir ulang. Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa raksasa teknologi asal Mountain View ini sedang mempertimbangkan kebijakan ketat untuk melindungi pengguna aplikasi keuangan di platform Android.
Bayangkan ini: smartphone Anda yang setia menemani selama bertahun-tahun tiba-tiba tak bisa lagi digunakan untuk transfer uang atau pembayaran digital. Bukan karena kerusakan hardware, melainkan karena dianggap “terlalu tua” secara keamanan digital. Inilah skenario yang mungkin akan terjadi berdasarkan laporan terbaru tentang rencana Google.
Kebijakan Baru Google: Update Keamanan atau Blokir!
Menurut informasi yang beredar, Google berencana menerapkan persyaratan ketat untuk perangkat yang menjalankan aplikasi keuangan sensitif. Perangkat dengan Android 13 atau lebih baru harus memiliki pembaruan keamanan dalam 12 bulan terakhir untuk bisa mengakses fitur penuh aplikasi perbankan, fintech, atau aplikasi perusahaan.
“Ini seperti memeriksa tanggal kedaluwarsa pada makanan. Google ingin memastikan ‘nutrisi keamanan’ di perangkat Anda masih segar,” jelas Johanna Romero, pakar teknologi mobile dengan 15 tahun pengalaman. “Jika pembaruan terakhir Anda sudah lebih dari setahun, fitur penting seperti transfer uang mungkin akan diblokir.”
Baca Juga:
Android Lawas: Tameng yang Sudah Berlubang
Lalu bagaimana dengan perangkat yang masih menggunakan Android 12, 11, atau bahkan lebih tua? Inilah masalah utamanya. Banyak perangkat lawas sudah tidak lagi menerima pembaruan keamanan dari produsennya. Artinya, celah keamanan yang ditemukan belakangan ini tidak akan pernah ditambal di perangkat-perangkat tersebut.
“Menggunakan Android lawas untuk perbankan digital ibarat menyimpan uang di brankas dengan pintu terbuka,” tambah Romero. “Kriminal siber tahu persis di mana mencari celah, dan perangkat tanpa pembaruan keamanan adalah sasaran empuk.”
Faktanya, menurut data dari penelitian terbaru tentang malware Android, 78% serangan keuangan digital mengeksploitasi celah di perangkat yang tidak mendapatkan pembaruan keamanan terbaru.
Mengapa Aplikasi Keuangan Jadi Target Utama?
Jawabannya sederhana: uang. Aplikasi perbankan dan fintech menyimpan akses langsung ke aset finansial pengguna. Para penjahat siber terus mengembangkan metode canggih untuk mencuri data login, mengintip transaksi, atau bahkan mengalihkan dana tanpa sepengetahuan pemilik akun.
“Ini bukan lagi tentang mencuri foto selfie atau daftar kontak,” jelas pakar keamanan siber dari penelitian malware Android terbaru. “Kejahatan finansial digital sekarang jauh lebih terorganisir dan menargetkan langsung dompet digital pengguna.”
Google, melalui kebijakan yang sedang dipertimbangkan ini, berusaha menciptakan standar keamanan minimal untuk melindungi pengguna aplikasi sensitif. Langkah ini sejalan dengan fitur keamanan terbaru yang akan hadir di Android 15.
Lalu, Apa yang Harus Dilakukan Pengguna?
Pertama, cek versi Android dan pembaruan keamanan terakhir di pengaturan perangkat Anda. Jika perangkat sudah tidak mendapatkan pembaruan lebih dari setahun, pertimbangkan untuk:
- Mengganti perangkat dengan model yang masih mendapatkan dukungan pembaruan
- Menggunakan perangkat sekunder yang lebih baru khusus untuk transaksi keuangan
- Beralih ke komputer atau tablet dengan sistem keamanan terkini untuk aktivitas perbankan
“Jangan terjebak pada pemikiran ‘selama masih bisa dipakai’. Dalam konteks keamanan digital, perangkat lawas adalah liabilitas,” tegas Romero. “Lebih baik mencegah daripada menyesal karena dana menguap akibat celah keamanan yang sebenarnya bisa dihindari.”
Dengan tren kejahatan siber yang semakin canggih, kebijakan Google ini mungkin hanya awal dari era baru di mana keamanan digital menjadi prasyarat utama, bukan sekadar fitur tambahan. Bagaimana dengan perangkat Android Anda? Sudah siap menghadapi standar keamanan yang lebih ketat ini?