Telset.id, Jakarta – Go-Jek membuka portal untuk pendaftaran pengemudi untuk layanan mereka di Singapura. Peluncuran portal pendaftaran ini menandakan langkah awal perusahaan unicorn asal Indonesia ini memulai debutnya di Negeri Singa itu.
“Selama beberapa minggu ke depan, pengemudi yang tertarik dan memberikan rincian kontak mereka akan menerima pemberitahuan dari Go-Jek mengenai detail dan langkah selanjutnya”.
“Di situ akan diberikan cara mendaftar untuk bergabung dengan Go-Jek Singapura ketika perusahaan diluncurkan,” tulis keterangan Go-Jek, yang dikutip dari ChannelNewsAsia, Senin (29/10/2018).
Menurut Go-Jek, portal ini merupakan satu-satunya saluran online resmi mereka pada masa pra pendaftaran. Walaupun masih dalam tahapan ini, tetapi perusahaan besutan Nadiem Makarim ini mengklaim sudah banyak pengemudi yang tertarik untuk mendaftar.
Untuk itu mereka berencana membangun hubungan yang kuat dan menarik dengan komunitas pengemudi setempat.
September lalu Go-Jek meluncurkan layanannya di ibukota Vietnam Hanoi dengan nama Go-Viet. Peluncuran tersebut merupakan bagian dari strategi ekspansi internasionalnya senilai US $ 500 juta atau mencapai Rp 7,6 triliun.
Menanggapi rencana peluncuran Go-Jek, Otoritas Transportasi Darat Singapura (LTA) mengatakan bahwa mereka sedang mengkaji peraturan untuk sektor transportasi pribadi.
“Kerangka peraturan baru akan melarang pengaturan eksklusivitas pengemudi untuk semua pihak di pasar, untuk memastikan bahwa pengemudi bebas memilih operator yang diinginkan, mengurangi hambatan masuk untuk operator baru dan memfasilitasi lebih banyak pilihan bagi komuter,” kata LTA.
Penggodokan regulasi baru diilakukan LTA untuk memastikan pasar transportasi online yang terus naik tetap terbuka dan kompetitif. Aturan baru ini diproyeksi selesai pada pertengahan tahun depan.
Go-Jek diperkirakan memiliki nilai kapitalisasi hingga US $ 5 miliar atau mencapai Rp 76 triliun ketika Google, Temasek Holdings (investor negara Singapura) dan lain-lain bersama-sama menjadi investor mereka meluncurkan modal US $ 1,5 miliar atau Rp 22,8 triliun pada awal tahun ini. [WS/HBS]
Sumber: Channelnewsasia