Telset.id – Setelah hampir lima tahun absen, Fortnite akhirnya akan kembali ke App Store. Ini bukan sekadar kembalinya sebuah game populer, melainkan tanda kemenangan besar bagi Epic Games dalam pertarungan hukum melawan Apple. Bagaimana drama ini bermula dan apa implikasinya bagi industri aplikasi?
Pada Agustus 2020, Apple dengan tegas mengeluarkan Fortnite dari App Store setelah Epic Games mencoba mengintegrasikan sistem pembayaran internal yang menghindari “Apple Tax” sebesar 15-30%. Langkah ini memicu pertempuran hukum sengit yang akhirnya membawa perubahan signifikan dalam kebijakan App Store.
Kini, setelah keputusan pengadilan yang memaksa Apple mengubah kebijakannya, Epic Games secara resmi mengajukan Fortnite untuk ditinjau ulang oleh Apple. Jika disetujui, game ikonik ini akan kembali menghiasi perangkat iOS di AS—dan mungkin segera menyusul di seluruh dunia.
Pertarungan Hukum yang Mengubah Aturan Main
Konflik antara Epic Games dan Apple bukan sekadar perselisihan bisnis biasa. Ini adalah pertarungan ideologis tentang kontrol ekosistem digital. Epic dengan berani menantang monopoli Apple atas pembayaran dalam aplikasi, sebuah langkah yang dianggap banyak pengamat sebagai “bunuh diri bisnis” pada masanya.
Keputusan penting datang dari Hakim Yvonne Gonzalez Rogers yang pada 2021 memerintahkan Apple menghentikan praktik anti-persaingan dengan membuka opsi pembayaran di luar App Store. Namun, Apple dianggap sengaja mengulur waktu implementasi keputusan ini. Baru-baru ini, hakim yang sama mengeluarkan perintah contempt terhadap Apple karena dianggap menunda-nunda perubahan yang diperintahkan.
Baca Juga:
Dampak bagi Developer dan Konsumen
Kemenangan Epic Games ini bukan sekadar kemenangan untuk satu perusahaan. Tim Sweeney, CEO Epic, menyatakan bahwa sejak keputusan pengadilan, terjadi “gelombang kompetisi sejati” di ekosistem aplikasi. Developer kini bisa menawarkan metode pembayaran alternatif dengan harga lebih kompetitif.
Epic sendiri berkomitmen tidak mengambil komisi dari developer untuk satu juta dolar pertama pendapatan aplikasi setiap tahunnya—kebijakan yang jauh lebih developer-friendly dibanding Apple. Langkah ini mirip dengan yang dilakukan Samsung Galaxy Store dalam upaya menarik lebih banyak developer.
Reaksi Apple dan Masa Depan App Store
Apple tentu tidak tinggal diam. Raksasa teknologi ini telah mengajukan banding dan meminta pengadilan menunda implementasi perubahan. Mereka berargumen bahwa keputusan ini akan “mengurangi pendapatan Apple secara signifikan” dan memaksa mereka “memberikan akses gratis ke properti intelektual mereka”.
Namun tekanan tidak hanya datang dari pengadilan AS. Seperti diberitakan sebelumnya di Telset, Brasil dan Uni Eropa juga memaksa Apple membuka ekosistemnya. Perubahan ini tampaknya sudah tidak bisa dihindari lagi.
Kembalinya Fortnite ke App Store mungkin hanya awal. Seperti diungkapkan dalam analisis sebelumnya, pertarungan ini telah membuka jalan bagi perubahan lebih besar dalam industri aplikasi mobile. Pertanyaannya sekarang: seberapa jauh Apple akan melonggarkan cengkeramannya atas App Store?