Telset.id, Jakarta – Bank DBS hari ini mengumumkan peningkatan perjalanan transformasi digital dan percepatan inovasi bagi pelanggan melalui kerja samanya dengan Pivotal, perusahaan percepatan transformasi digital untuk korporasi.
DBS adalah bank pertama di Asia Tenggara yang menjalankan aplikasi komputasi awan (cloud native applications) pada Pivotal Cloud Foundry, suatu kemajuan dari sistem tradisional ke arah sistem lingkungan yang sangat terukur dan fleksibel.
Penggunaan komputasi awan Pivotal modern yang terkemuka, yaitu Pivotal Cloud Foundry, akan memberi pijakan bagi Bank DBS untuk berinovasi secepat perusahaan-perusahaan raksasa Internet seperti Google, Facebook dan Netflix.
Lebih spesifik lagi, dengan memanfaatkan komputasi awan Pivotal dalam transformasi arsitektur perbankan, Bank DBS kini dapat beroperasi dan memberikan layanan kepada pelanggan jauh lebih cepat, serta membangun aplikasi generasi berikutnya dan pengalaman pengguna dengan cepat, dan memperbaruinya dengan fitur-fitur terbaru yang akan berkembang seiring dengan kebutuhan pelanggan.
Melalui kerja sama ini, Bank DBS siap untuk menemukan kembali konsep perbankan dan mendefinisikan kembali pengalaman dalam sistem perbankan untuk lebih dari 6 juta pelanggan individual dan korporat di seluruh Asia.
DBS Head of Group Technology and Operations, David Gledhill mengatakan, seperti banyak industri tradisional, sektor perbankan saat ini sedang terganggu oleh pesatnya perkembangan perusahaan startup dan fintech yang memberikan pengalaman berbeda kepada pelanggan. Untuk bersaing secara efektif melawan pendatang baru tersebut, Bank DBS harus memiliki kemampuan untuk menjadi lebih responsif terhadap pelanggan.
“Pivotal Cloud Foundry memberikan kami platform perangkat lunak untuk berpikir dan bertindak seperti sebuah perusahaan teknologi dan inovasi pada kecepatan yang dimiliki perusahaan-perusahaan startup,” ujar David.
Dengan adanya otomatisasi built-in pada komputasi awan Pivotal, Bank DBS kini juga dapat fokus dalam memberikan nilai yang berbeda, tidak sekadar terjebak dengan sistem manajemen dan sumber daya pengadaan teknologi informasi.
Sebagai permulaan, Bank DBS memanfaatkan solusi untuk membangun sistem manajemen risiko kredit untuk generasi masa depan dan sistem kalkulasi harga serta transfer dana untuk bank, sepeti halnya dengan sistem lainnya.
Langkah untuk mengadopsi komputasi awan untuk pengembangan aplikasi menggarisbawahi komitmen DBS untuk bertransformasi secara digital dalam mengubah sistem operasinya dari proses antar muka (front office) ke proses akhir (back-end), dan melaju untuk menjadi sebuah perusahaan perangkat lunak.
Sebagai bagian dari kolaborasi, Pivotal juga bekerja sama dengan Bank DBS untuk melengkapi tim pengembangan aplikasi bank dengan layanan pengembangan perangkat lunak generasi masa depan dari Pivotal Labs, menerobos budaya inovasi perangkat lunak, yang biasanya dikaitkan dengan perusahaan-perusahaan paling berpengaruh di Silicon Valley, tepat di jantung sebuah bank yang bermarkas di Singapura.
“Industri perbankan telah lama terbebani sistem usang yang dapat menghambat kecepatan inovasi,” kata Lionel Lim, Vice President dan Managing Director, APJ, Pivotal. (MS)