FBI Peringatkan Pengguna iOS & Android Soal Penipuan Terbaru

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Pernahkah Anda menerima telepon atau email yang mengaku dari pihak berwenang, meminta data pribadi atau pembayaran mendesak? Jika iya, Anda tidak sendirian. FBI baru-baru ini mengeluarkan peringatan resmi tentang skema penipuan terbaru yang menyasar pengguna iOS dan Android dengan modus operandi yang semakin canggih.

Menurut rilis resmi dari kantor lapangan FBI di Philadelphia, pelaku kejahatan siber kini aktif mengirim email dan telepon palsu yang menyamar sebagai petugas hukum atau instansi pemerintah. Tujuannya jelas: memeras uang atau mencuri informasi pribadi korban seperti detail kartu kredit hingga nomor jaminan sosial.

Yang membuat penipuan ini begitu berbahaya adalah teknik spoofing caller ID yang digunakan pelaku. Nomor telepon yang muncul di ponsel korban terlihat seperti nomor resmi instansi pemerintah, membuat banyak orang terkecoh. FBI menegaskan, jika menerima telepon semacam ini, segera tutup dan laporkan ke pihak berwenang.

Modus Operandi yang Perlu Diwaspadai

Penipuan ini memiliki beberapa karakteristik khas yang patut diperhatikan:

  • Pemalsuan identitas sebagai petugas FBI, IRS, atau instansi pemerintah lainnya
  • Ancaman penangkapan atau pembekuan rekening jika tidak membayar denda
  • Permintaan pembayaran melalui transfer kawat, cryptocurrency, atau kartu hadiah
  • Klaim tentang nomor jaminan sosial yang “dibekukan” atau warisan yang perlu diklaim

Langkah Perlindungan dari FBI

Badan federal tersebut memberikan panduan jelas untuk menghindari menjadi korban:

  1. Jawab telepon dari nomor tidak dikenal dengan hati-hati
  2. Jangan pernah mengirim uang kepada orang yang tidak Anda kenal
  3. Jangan berikan informasi pribadi melalui telepon atau email

FBI menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah:

  • Menghubungi warga untuk meminta pembayaran atau mengancam penangkapan
  • Meminta bantuan uang pribadi untuk menangkap kriminal
  • Membahas warisan atau masalah jaminan sosial melalui telepon

Kasus ini menunjukkan evolusi teknik social engineering di era digital. Pelaku tidak lagi mengandalkan email spam berkualitas rendah, tetapi menggunakan teknik psikologis yang lebih canggih untuk memanipulasi korban.

Para ahli keamanan siber menyarankan untuk selalu memverifikasi identitas penelpon melalui saluran resmi sebelum memberikan informasi apapun. Jika ragu, lebih baik mengabaikan komunikasi tersebut dan langsung menghubungi instansi terkait melalui nomor resmi yang terdaftar.

Di tengah maraknya penipuan digital, kewaspadaan dan edukasi menjadi senjata utama. Bagikan informasi ini kepada orang terdekat, terutama mereka yang kurang melek teknologi, karena seringkali menjadi target empuk pelaku kejahatan siber.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI